Kemarin saya sudah bercerita tentang ibu Minah Abdullah yang Jadi JUMINTEN Di Amerika, kali ini saya akan bercerita tentang teman seperjuangan beliau waktu jadi TKW di Arab. Kebetulan teman beliau itu adalah emak saya sendiri yang masih saudara 1 kakek dengan ibu Minah Abdullah.
Seperti yang sudah saya ceritakan, Emak pergi ke Arab Saudi waktu saya masih kelas 5 dan adek kelas 2 SD. Masih sangat kecil dan masih butuh belaian kasih sayang seorang ibu. Saya sendiri kurang tahu pasti alasan emak pergi ke luar negeri untuk apa. Secara ekonomi saya merasa tercukupi, tapi entahlah bagaimana usaha orang tua saya dalam mencukupi kebutuhan kami. Mungkin dengan banting tulang dan mandi keringat kali yach hehe.
Di kontrak pertama, emak punya majikan yang pelitnya minta ampun, cemburuan, rumah besar dan makannya kurang terjamin. Tapi beliau mampu bertahan selama 3,5 tahun. Dan pulang dengan badan separonya dari waktu berangkat dulu alias kurus sekali. Sebuah penderitaan yang kami (keluarganya) tidak pernah tahu, karena beliau tidak pernah menceritakan yang sesungguhnya.
Waktu itu beliau pulang tanpa memberi kabar kepada kami. Tiba-tiba saja beliau sudah ada di depan pintu. Sebuah kejutan yang benar-benar mengejutkan. Dan dari hasil keringat beliau selama 3,5tahun, telah mampu membangun kembali rumah nenek yang sudah mulai rusak sana sini. Saya masih ingat sekali, waktu itu tahun 96/97 dimana uang 7juta rupiah sudah bisa membangun rumah. Meskipun hanya berdiri saja belum ada pintu dan jendela. Lha sekarang??? Uang segitu bisa dapat apa yach???
Rumah sudah berdiri, kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Setelah 6 bulan di rumah, keinginan ke Arab muncul kembali. Akhirnya beliau meninggalkan kami lagi. Di majikan ke 2 nya, tugas sangat berat tapi majikannya sangat baik. Sampai-sampai finish kontrak diminta nambah kontrak lagi. Beliau mau nambah kontrak tapi dengan mengajukan 2 syarat. Yang pertama harus membiayai emak naik haji, dan yang kedua harus diijinkan pulang cuti pas lebaran. Karena majikan sudah cocok dengan emak, akhirnya 2 syarat itu diiyakan oleh sang majikan.
Dan seperti yang telah dijanjikan (tahunnya 1999), emak terpanggil untuk mengunjungi tanah suci menunaikan ibadah haji. Tapi ada yang aneh, karena sang majikan meminta biaya haji yang sebesar 2000 reyal kepada emak. Waktu itu gaji emak masih 600 reyal. Emak sempat kaget tapi bersyukur dalam hati karena gajinya tidak dikirim ke Indonesia semua. Emak menyerahkan uang 2000 reyal dan berangkat ke tanah suci.
Ibadah haji berjalan dengan lancar dan beliau pulang ke rumah majikan. Majikan menyambut emak dengan gembira dan berkata "Ketahuilah maryam, ibadah haji itu harus dengan biaya sendiri, tidak boleh dibiayai. Dan ini aku berikan hadiah karena kamu telah menunaikan ibadah haji dengan lancar" sambil menyerahkan uang 2000 reyal kepada emak. Emak kaget, mungkin juga sampai nangis saking senengnya. Ternyata majikannya menepati janji.
Dan tahun berikutnya, tepatnya tahun 2000 emak dikasih ijin cuti pas lebaran. Yang paling seneng ya saya dan adek. Bisa merasakan lebaran bareng emak hehe. Kali ini emak sudah gemuk lagi ga kaya kepulangannya yang pertama. Hampir 2 bulan beliau di rumah menemani kami setelah itu kembali lagi dengan aktivitasnya yang melelahkan. "Pekerjaan berat kalau dikerjakan dengan senang hati akan terasa ringan". Keyakinan inilah yang membuat beliau mampu bertahan hingga juli tahun 2003.
Juli 2003 beliau pensiun jadi TKW dan ganti saya yang jadi TKW. Waktu itu beliau pulang tidak membawa uang puluhan juta. Tapi beliau tetap bangga karena memiliki kami (saya dan adek) yang merupakan harta beliau yang paling berharga. Dan impian beliau untuk naik haji bisa terlaksana. Yang ternyata, niat untuk naik haji sudah ada sebelum beliau meninggalkan Indonesia. Memang gelar haji beliau tidak diakui layaknya jamaah haji yang berangkat dari Indonesia. Kata beliau "Mak'e ibadah karena Allah bukan semata-mata untuk mendapat pengakuan dari masyarakat". Saya hanya melongo mendengar kata emak itu.
Tulisan ini, tidak ada maksud untuk pamer, melainkan untuk memotivasi saya pribadi syukur-syukur kalau bisa memotivasi pengunjung blog ini. JANGAN TAKUT UNTUK MEMILIKI IMPIAN. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini kalau ALLAH menghendaki. Seperti halnya Emak saya yang tadinya tidak punya apa-apa, juga bisa memenuhi rukun islam ke 5 melalui jalan yang tak disangka-sangka yaitu jadi TKW. Mari kita gali kembali impian-impian kita yang mungkin telah terlupakan. Dengan berusaha, berdo'a dan menyerahkan keputusan akhir pada ALLAH. Insyaallah apa yang kita impikan akan jadi kenyataan. Amiiiin.
Ibu Maryam 51 tahun, anak ke 4 dari 6 bersaudara. Pernah jadi anak angkat seorang dukun beranak yang bisa jopa japu. Masa kecilnya akrab dengan marahan dan pukulan tapi hanya diam dan tidak berani pulang ke rumah ibu kandungnya yang rumahnya hanya berjarak 3 rumah. Pernah jadi anak angkat seorang ibu baik hati dan di sekolahkan menjahit sampai beliau mahir dalam hal menjahit. Menikah..... bla...bla....bla.... sampai akhirnya jadi TKW dan sekarang jadi penjual jajan keliling dan usaha sampingan catering. Sekian sekilas info xixixixi.
16 Comments
Allhamdulillah ya mbak buah dari kesabaran menghasilkan hal yang baik.
ReplyDeletemirip banget sama mbak Tarry ya fotonya
Pak guru rusydi@ kalo saya pribadi kerja ya kerja ga mikir gmn sikap pemerintah. Trimakasih kunjungan nya pak, salam kenal
ReplyDeleteMbak lidya@ emang duplikatnya emak saya kok mbak xixi sikap pemerintah. Trimakasih kunjungan nya pak, salam kenal
wah bener 2 pengorbanan seorang ibu,,demi kehidupan keluarga,,dan kata2 mengatakan semata2 ibadah karena allah,bukan pengakuan kpd masyarakat,,nah ini yg plg utama
ReplyDeletePerjuangan itu bisa macem-macem caranya. barangkali kayak aku yang sejak kecil hidup Alhamdulillah kecukupan diuji dengan dijauhkan dengan anak tersayang. Berjuang terus... aku nangis baca postingan ini...
ReplyDeletetempo hari juga ada terbersit niat untuk beribadah Haji,....walau jika dipikir...agak sulit dilihat dari bea...tapi ini niatan...siapa yang tahu kelak....
ReplyDeleteMinal aidin wal faizin, link blog saudariku telah dipasang di blog kami, bila berkenan link blog kami jg bisa dipasang disini, terima kasih, syukron katsiron sebelumnya....
ReplyDeletelika liku perjalanan hidup seseorang memang penuh warna ya?
ReplyDeletejika kita sabar dan ikhlas menjalaninya suatu saat akan mendapatkan hikmahnya juga.
Al kahfi@ perjuangan yg tak kenal lelah hehe. Tp yg skrg khan emang pengakuan itu yg diutamakan hehe
ReplyDeleteMbak ami@ memang jalan menuju kebahagian tuch macem2. ada suka pasti ada duka. Disyukuri aja ya mbak hehe pengakuan itu yg diutamakan hehe
Mbak ami@ memang jalan menu
Aryadevi@ ayuk semangat,
ReplyDeleteyakin aja pasti bisa pak hehe
BKPRMI@ Insyaallah dipasang
blk. Trimakasih
Mbak reni@ siapa yg menanam
pasti yang menuai, kata pepatah
hehe
Ah, tenang, Mbak, ini bukan posting-an pamer. Tidak sama sekali. :)
ReplyDeleteJikalau kita sabar dan ikhlas dalam bekerja, pasti akan kita rasakan dampaknya yang baik nanti. :)
subhanallah..perjuangannya,tersentuh baca ceritanya..klo niat nya baik, pasti Allah memudahkan jalannya :)
ReplyDeletesalam kenal ya mbak, maaf lahir batin :)
itulah yg namanya sebuah anugrah..... :)
ReplyDeleteMbak Ria@ Iya.... ibuku pahlawanku hehe. Makasih mbak Ria
ReplyDeleteFebri@ hikz,,,, takutnya ada yg sirik haha (GR euy). Kalo ikhlas semua akan indah meskipun pahit diawalnya hehe
dv@ hehe terimakasih,,,,, salam kenal kembali
Zone@ betul,,,, hehe
Subhanallah... majikannya Emak baiiik banget... alhamdulillah Emak bisa naik haji dengan biaya sendiri... bersyukur ya... alhamdulillah... :-)
ReplyDeleteBanyak orang yang bilang bahwa naik haji itu panggilan Allah. Makanya ada orang yang kaya dan sehat belum naik haji juga karena belum dipanggil (kata mereka)
ReplyDeleteIkut senang, apapun caranya, yang penting bisa menunaikan rukun Islam ke 5. Soal gelar...ach...Rasulullah Saw juga tidak pakai H.Muhammad Saw bukan
Salam hangat dari Surabaya
ingin juga naik haji tapi tidak jadi TKI
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.