Ad Code

Responsive Advertisement

Story Pudding - Pernikahanku Tanpa Cincin Kawin

3 tahun lalu jodoh saya datang tanpa diundang. Dan akibatnya resepsi pernikahan saya tanpa ada persiapan matang alias serba dadakan. Waktu itu saya masih di Hong Kong dan hanya diberi cuti selama 13 hari. Karena keterbatasan waktu itulah saya meminta pada orang tua agar  pernikahan saya tidak perlu diramaikan. Nanti saja kalau saya sudah benar-benar menetap di rumah baru diramaikan. Keluarga saya dan suami setuju dengan permintaan saya itu.


Tapi kok ya ada yang ngerasani dan emak saya dengar "menikahkan anaknya kok eman (ga mau keluar biaya), paling besok-besok juga eman dan ga diramaikan". Karena mendengar suara yang seperti itu, akhirnya keluarga saya memutuskan untuk meramaikan pernikahan saya. Suami dan keluarganya yang tadinya adem ayem mendadak ikut kalang kabut setelah mendengar kabar dari keluarga saya itu. Darimana dapat uang buat meramaikan pernikahan kami? Itu yang jadi masalah di keluarga suami saya. Tapi seperti kisah di buku-buku, Allah selalu memudahkan jalan bagi umatnya yang mau menyempurnakan sebagian dari agamanya dengan menikah. Keluarga kami yang hanya punya waktu 3 minggu untuk mempersiapkan pernikahan kami itu,  tak ada halangan suatu apa. Rejeki itu datang dari arah yang tak kami sangka-sangka.

Dan waktu itu, suami saya sudah  terlanjur menyetorkan uangnya ke calo penyalur Tenaga Kerja. Dan  hanya punya uang sekitar 1 juta lebih sedikit. Kemudian di pakai buat bayar pak penghulu, ngurus surat-surat dan mas kawin, sisanya hanya sedikit. Sebenarnya saya hanya minta mas kawin uang yang berlaku saat itu (100ribu, 50ribu, 20ribu,10ribu dst). Tapi suami saya bilang kalau mas kawin itu harus senilai dengan harga 1 gram emas saat itu. Akhirnya saya manut saja.

Rencananya mas kawin hanya uang saja tapi waktu ke butik mau beli jilbab, suami saya menawari seperangkat alat sholat yang dibikin parcel khusus buat mas kawin. Saya disuruh milih, beberapa model dengan  harga bervariasi dari yang murah sampai yang mahal. Dan saya milih yang paling murah. Alasan saya karena suka warna bordir mukenanya yang pink. Sebenarnya kalau boleh jujur, bukan masalah warna tapi karena saya tahu kondisi keuangan suami saya.

Karena saya minta mas kawinnya uang yang berlaku saat itu. Jadi suami saya yang sudah menyiapkan uang 100 ribu dan 50 ribu masing-masing 2 lembar itu, harus nambah lagi uang yang 20ribu, 10ribu dan beberapa lembar serta uang koin. Setelah ngumpul semua, uang itu ditata di figura. Waktu nata adek saya masih belum kembali ke Jakarta. Jadi ikut-ikutan ngobrak abrik nata uangnya, dan sorenya dia harus meninggalkan saya. Yach.... karena tugas menunggunya di Jakarta sehingga adek saya tidak bisa menyaksikan pernikahan saya. Sedih banget tapi tetap bisa tersenyum karena dia menyempatkan diri pulang sehari untuk bertemu saya. Kalau kakak ipar saya yang di pekanbaru ga bisa hadir karena masalah biaya. Tapi ya sudahlah, suatu saat pasti kami bisa berkumpuldengan seluruh keluarga kami.

Pada hari H semua berjalan sesuai rencana, malam itu saya akan melaksanakan akad nikah. Ada saudara saya yang bertanya "Mbak ga tukar cincin ta??". Mendengar pertanyaan itu tiba-tiba hati saya gimana gitu. Saya memberi alasan basa-basi ke saudara saya itu. Padahal kalau mau jujur, suami saya tidak punya uang cukup untuk membeli cincin kawin. Apakah saya protes??? TIDAK. Sayalah yang meminta untuk tidak membeli cincin. Saya bilang "Mas ndak usah beli cincin ya, kalau beli paling ga cukup 1 juta". Suami saya mengiyakan permintaan saya itu. Dan akhirnya pernikahan kami tanpa ada tukar cincin.

 Akad nikah kami yang sederhana beralaskan tikar

Waktu itu suami saya pakai jas pinjaman, baju saya kado dari teman yang di Hong Kong. Mas kawinnya seperangkat alat sholat dan uang senilai 337.900 rupiah. Karena susah cari uang kecil-kecil jadi seadanya saja. Mukenanya saya bawa ke Hong Kong dan uangnya saya pajang di kamar rumah orang tua saya. Hanya sebesar ratusan ribu sajakah harga atas diri saya??? BUKAN!! Itu bukan harga atas diri saya, tapi itu adalah tali pengikat atas cinta kami. Bagi saya, tali pengikat pernikahan ga harus berupa cincin, apa saja bisa yang penting sesuai dengan ajaran rosul.
 Uang yang masih berlaku tahun 2008, sekarang masih berlaku apa ga ya??? Hehe, waktu itu uang 500 yang gambar monyet sudah ga ada, tapi ada penjual kelapa (masih saudara) yang  punya. Langsung saya todong. xixixi. Gara-gara salah edit via HP jadi merusak foto ini. *sedih*

 Paket paling murah tapi saya suka dengan nuansa pink nya

Dari buku yang berjudul "Kado Pernikahan Untuk Istriku" ada kata yang membuat saya nrimo dengan keadaan suami saya. "Wanita yang mulia adalah yang paling murah maharnya". Saya ingin jadi wanita mulia itu. Saya tidak ingin membebani suami saya dengan mahar yang jumlahnya besar. Saya prihatin kalau ada orang yang gagal nikah karena mahar yang dibebankan teralu besar. Apakah itu yang dinamakan bukan jodoh??? Entahlah..... itu hanya kepercayaan masing-masing daerah saja kali yach. hehe.

Setelah suami saya berangkat ke Taiwan dan menerima gaji, suami saya bilang "Dek, mas ga janji tapi nanti kalau pulang tolong diingatkan ya, bla....bla...bla". Rupanya suami saya mau membelikan perhiasan lengkap buat saya kalau sudah di Indonesia nanti. Sebenarnya mau dibelikan atau tidak, yang jelas tak akan berkurang rasa cinta ini. Cinta tak harus diwujudkan dengan benda, melainkan hati  yang merasakan yang namanya CINTA.

Tapi karena sudah ditawari ya saya bilang, "beli cincin kawin aja mas, nanti dipakai mas kawin kalau kita ijaban (lagi) ke nganjuk" (keliatan banget malu-malu tapi mau ya hihihi). Kami yang sudah berpisah 3 tahun lebih ini punya rencana mau ijab qabul lagi di depan putranya Mbah kyai Nganjuk. Pinginnya sich dinikahkan mbah Kyai tapi beliau sudah dipanggil ALLAH beberapa bulan setelah menikahkan kami 3 tahun lalu. Semoga bisa terlaksana. Aamiiiin. Karena tulisan saya ini menyesuaikan dengan judul, untuk kisah lengkap pernikahan saya (yang belum tahu) bisa lihat di sini atau yang di sini.

Semoga kisah saya ini bisa memotivasi untuk kaum Adam yang hidupnya kekurangan pas-pasan. Jangan minder untuk meminang seorang gadis. Kalau memang benar-benar siap mengarungi bahtera rumah tangga, tunjukkan kesungguhanmu. Suatu saat pasti ada gadis yang mau menerima segala kekuranganmu. Dan ALLAH akan melancarkan rejekimu.

Untuk kaum hawa yang ingin menemukan jodohnya. Jangan hanya memandang harta dan fisiknya saja, tapi lihatlah kesungguhan orang yang mencintai anda. Karena harta bukan jaminan langgengnya rumah tangga. Harta juga bisa jadi sumber rusaknya rumah tangga. Semoga kita dijauhkan dari hal-hal yang merusak. Aamiin. Teruslah mencari, karena ALLAH telah menciptakan kita saling berpasang-pasangan. Jadi ga usah khawatir kalau sampai ga kebagian hikz. Jangan percaya dengan pepatah "Jaman sudah edan kalau ga ngedan ga keduman". hehe
 
Kisah ini diikutsertakan pada "A Story Pudding For Wedding" yang diselenggarakan oleh  Puteri Amirillis dan Nia Angga

Nb: Dengan memberi komentar di artikel ini, anda juga punya kesempatan untuk mendapatkan hadiah dari mbak Puteri. Berkomentarlah yang baik, maka kesempatan untuk mendapat hadiah lebih besar hehe.

 

Post a Comment

34 Comments

  1. moga pernikahannya langgeng ya mbak. kalau ada kemauan pasti ada jalan ya mbak :)

    ReplyDelete
  2. hehe, seruu.. mas kawin aku dulu 60ribu + seperangkat alat sholat..dibeliin cincin..malah raib entah kemana

    ReplyDelete
  3. Jin kinjeng@ masih bnyk, tapi di pasar sayur ya. Jgn di emoll nyarinya xixi

    Ria haya@ amiin. Trimakasih ya

    Mbak hilsya@ hah masa ilang mbak? Di taruh bwh bantal x hehe. 60rb dl khan termasuk bnyk mbak? ya xixi

    Ria haya@ amiin. Trimakasih ya

    Mbak hilsya@ hah masa ilang mbak? Di taruh bwh bantal x hehe. 60rb dl khan termasuk bnyk mbak?

    ReplyDelete
  4. Fiction's@ asal sungguh2 pasti bener lho hehd.
    Haduh aq tersandung xixi

    Yan muhtadi@ dibeliin buku itu aja malah lbh lengkap hehersandung xixi

    Yan muhtadi@ dibeliin buku itu aja malah lbh lengkap hehe

    ReplyDelete
  5. harta emng gak jaminan bisa melanggengkan rumah tangga, <--setuju banget mbak,,,,smoga pernikahannya berjalan langgeng terus ya mbak sampe nyawa memisahkan

    ReplyDelete
  6. Aryadevi@ memang betul pak, tp ada jg yg kaku mempertahankan adat daerahnya yg kadang malah membebani calon suami Hehe

    Al kahfi@ amiin. Uang bukan segalanya meskipun segalanya butuh uang hehe

    ReplyDelete
  7. Klu tdk slah ni msh da kaitnnya jga
    dgn pstingn sblmnya
    saat mlm prtma?
    iya, pkoknya sglanya lncar n sksez sllu..
    bln 11 sbntar lgi sist.
    amin bkal jodoh!

    ReplyDelete
  8. Mbak dhana@ insyaallah bisa mbak hehe

    K3@ kalo dihubung2kan ya emang nyambung hehe. Karna ikut kontes jd dikupas lbh detailng nyambung hehe. Karna ikut kontes jd dikupas lbh detail

    ReplyDelete
  9. ijab kabul sekali ajalah, kasihan sama yg jomblo, gantian dong he he

    ReplyDelete
  10. kalau yg cewe nerima apa adanya cowo dengan mahar seadanya tapi orang tuanya gak nerima gimana mba? tetep gak jadi nikah hihihi
    mba beruntung memiliki orang tua yang baik :)

    ReplyDelete
  11. yang penting sudah resmi dan di cinta sama allah,love,peace and gaul.

    ReplyDelete
  12. R10@ khan gratis, gpp to ijab lg xixi

    Mbak Ria@ kalo udah ngomongin adat, susah ya? Alhmdlh aq lahir di jawa hehe

    Mbak fanny@ iya betul bngt mbak

    Saryadinillan@ amiin, disayang keluarga jg ya? Hehe

    Aulia@ amiin makasih sista

    ReplyDelete
  13. bener banget mb', ikatan cinta tidak harus dilandaskan dengan harta benda, namun rasa cinta dan kasih sayang yang terikat.

    Oh ya semoga menang ya mb' atas tulisannya ini, mengagumkan.

    ReplyDelete
  14. semua yang dimulai dari nol itu pasti lebih bermakna Tari, dan insya Allah menjadikan hubungan kalian berdua lebih kuat

    ReplyDelete
  15. Ternyata banyak cerita seru di acara pernikahan mbak Tary ya? Semuanya layak utk dijadikan kenangan manis.. :) Semoga saja pernikahannya akan langgeng mbak. Amin.

    Kalau aku dulu, mas kawinnya hanya seperangkat alat sholat. Itupun gak dimodel macem2 gitu. Hanya ditata sendiri oleh kakak iparku :)

    Lagi2 aku tahu ada acara giveaway dari mbak Tary. Mau ke TKP ah.. pengen lihat persyaratannya. Kali aja aku bisa ikutan :)

    Yang terakhir... semoga menang ya mbak... :)

    ReplyDelete
  16. mengharukan ceritanya, moga-moga menang ya...

    ReplyDelete
  17. maaf ya mbak baru datang..daritadi dipake anakku main...

    btw makasih yaa..partisipasinya di story pudding for wedding..

    mbak terharu aku dengan kisahmu...bener bgt berkahnya wanita itu dg semakin kecil maharnya..artinya tidak memberatkan laki-laki yg meminang. jangan sampai laki2 takut meminang krn takut ga bisa mahar yg besar, dls...

    hiks..terharu...

    ReplyDelete
  18. yang penting maknanya ya mbak walaupun tanpa cincin.
    kalau aku cincinnya cuma satu, suamiku gak pakai cincin :)
    btw nikahnya lebih dulu aku ternyata ya,aku nikah feb 2005

    ReplyDelete
  19. wah...jadi ingat masa nikah tahun 2001 nda ada juga cincin kawinnya hehehe...^^

    ReplyDelete
  20. thanks ya mba tarry ...ceritamu banyak menginspirasi daku ntuk membuat blog pribadi...semoga pernikahannya selalu SAMARA (sakinah mawadah warahmah)sampai kakeknenek ...aamiin

    ReplyDelete
  21. Amiin terimakasih untuk semua sahabat yg telah mendo'akan saya, yg telah membaca tulisan saya, dan yg telah comment
    Maaf ndak bs bls satu2. Sekali lg trimakasih.
    Salam yg telah membaca tulisan saya, dan yg telah comment
    Maaf ndak bs bls satu2. Sekali lg trimakasih.
    Salam

    ReplyDelete
  22. Moga jadi keluarga yang selalu diliputi kebahagiaan, kasih sayang dan kesabaran....dan cepat punya momongan....hehehehe..

    ReplyDelete
  23. Wah selamat yah mba, semoga langgeng sampe kakek nenek B)

    ReplyDelete
  24. Subhanallah Tarry...
    Hikmahnya luar biasa... Bahwa harta bukan jaminan masa depan yg lebih baik, tapi adalah niat dan usaha..
    Semoga banyak yg terinspirasi dgn kisah Tarry, amin.. :-)

    Semoga menang ya Tar ^_^

    ReplyDelete
  25. aku terharu baca postingan ini....bahkan sampai nangis, karena ingat aku juga punya saudara laki-laki yg waktu menikah dgn uang seadanya...untungnya mempelai wanita dan orangtuanya ngga nuntut macam-macam.....emang benar wanita yang paling mulia adalah yang paling kecil maharnya....coba kalo ngga ada wanita yg seperti itu, mungkin sampai sekarang saudara aku ngga kawin-kawin.....

    smoga langgeng terus yach sm suami.....sukses juga untuk kontesnya....

    ReplyDelete
  26. BKPRMI & SHUDAI@ Amiiiiin terimakasih atas do'anya,

    Mbak Lyliana@ Amiiiin, diambil hikmahnya saja mbak hehe

    Mbak Nia@ Kalo di daerah saya, yg seperti ini sudah biasa mbak,, ga seperti orang luar Jawa yang semua dibiayai mempelai pria hehe.
    Semoga saudaranya langgeng sampai kakek nenek mbak.. Amiiiiin

    ReplyDelete
  27. proses menikah yang seru.., semoga cinta menyatukan mba tary sehingga jadi keluarga SAMARA

    ReplyDelete
  28. Subhanallah.. hebattt mbak satu ini.
    terima kasih sudah berpartisipasi yaa
    smg aku juga bukan termasuk orang2 yang memberatkan suami dalam hal mahar :)

    ReplyDelete
  29. Cinta memang yang terkokoh jadi fondasi sebuah rumah tangga. Tanpanya bangunan akan "ambles". Bahagialah sang suami memiliki mbak sebagai pendamping hidup.

    ReplyDelete
  30. Entik& mbak nia angga & mbak yatirachmat@ trimakasih do'a dan dukungannya mbak hehe

    Awan@ msh bnyk kayaknya hehe

    Bangau putih@ hny berusaha jd yg terbaik meskipun blm mampu hehe
    Trimakasih dukungannya mbak ^_^

    ReplyDelete
  31. subhanalloh, merinding ak bacanya.. so inspiring me mba.. makasih yah mba.. mdh2an ak jg termasuk dalam golongan wanita yang mulia, karena tidak memberatkan calon dalam soal mahar... amiiiin

    ReplyDelete
  32. Sama kok mba, aku jg ga pake tuker cincin segala, wong suamiku ga mau pake perhiasan emas, jd ngapain beli cincin kawin ya? eman2 he he.

    Mahar saya pun 'cuma' beberapa gram perhiasan emas putih mba, karena memang bukan nilai bendanya yg penting ya, tapi niat baik dan ketulusan cinta *tsaaah* hihihihi...

    *pssst...Pu, komenku baik ga nih? hohoho*

    ReplyDelete
  33. Cinta tak harus diwujudkan dengan benda---->definetely sepakat Mbak. Cinta di ekspresikan dengan sikap dan perbuatan yg sinergis untuk kebersamaan dalam pernikahan yg sakinah

    ReplyDelete
  34. terharu banget mba bacanya...hiks..hiks...

    Makasi dah sharing pengalaman mba..^_* saya dapet pelajaran dan gambaran yang bagus banget. Mudah-mudahan saya bisa kaya mba nerima apa pun jika suatu saat menghadapi hal seperti itu... ^_^

    ReplyDelete

Terima kasih atas kunjungannya.

Ad Code

Responsive Advertisement