"Mbak suaminya kerja apa sich? Sopir ya? Kok kemarin saya ketemu lagi ngangkut kelapa?", Tanya seorang karyawan di grosir tempat saya biasa kulakan barang dagangan.
Jujur saya selalu bingung kalau ditanya tentang pekerjaan suami. Kalau saya bilang serabutan, kok kesannya kayak asal kerja gitu ya? Tapi sebenarnya memang serabutan sich, selain jaga toko, kerja apa saja dilakukan oleh suami asal bisa menghasilkan uang halal.
Kebetulan suami punya mobil pick up, yang kadang-kadang buat angkut kayu, pasir, batu bata, kalau musim panen angkut padi, dll. Kalau waktunya nggarap sawah, suami pergi ke sawah, kadang juga jadi makelar jual beli kendaraan atau tanah. Kadang nyetir kereta mini milik warga desa saya kalau kebetulan dapat job dobel, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Ini namanya nggaruk, salah satu kegiatan suami kalau musim tanam padi tiba. Seragam dinasnya kotor dan penuh lumpur.
Kadang orang heran dan tak percaya, "hah, suamimu ke sawah? Emang bisa?" begitu kata mereka. Kenapa ga bisa? Toh dulunya suami juga orang susah. Sejak kecil sudah terbiasa bantu orang tua di sawah sambil sekolah.
Keadaan ini memang sangat berbalik 180 derajat dengan waktu remaja (masa kami pacaran) dulu. Jaman itu, suami hanya luntang lantung ga jelas atau istilah kerennya jadi pengacara, pengangguran banyak acara. Kerjanya otak-atik motor, setiap tanggal muda selalu minta jatah uang jajan ke embahnya yang pensiunan. Sering kumpul-kumpul teman dan masih banyak lagi kegiatan ga jelas lainnya yang bikin orang illfil sama dia termasuk bapak saya.
Namun diantara segambreng kekurangan suami, ada satu keistimewaannya yang bikin hati bapak luluh dan akhirnya merestui hubungan kami. Yaitu, suami pernah belajar ngaji di salah satu pondok pesantren di Nganjuk. 'Ngerti agama', itulah yang menjadi alasan saya memilihnya.
Meskipun saya sendiri tidak tahu seberapa banyak kadar pengertiannya tentang agama tapi saya yakin aja kalau dia itu jodoh saya yang tepat. Saya yakin kalau seorang laki-laki ngerti atau faham agama pasti tahu tugas-tugasnya sebagai imam keluarga.
Etapi ga bisa dijadikan pedoman juga sich, ada juga kok di berita entertainment seorang ust*d yang menelantarkan istrinya, poligami atau apalah apalah itu. Jadi bagaimana donk? Entahlah.... Tapi yang jelas saya bersyukur banget karena tidak salah pilih suami. Ya meskipun suami saya bukan pegawai, kerjanya serabutan dan hasilnyakadang lebih gede dari pegawai tidak menentu.
Etapi ga bisa dijadikan pedoman juga sich, ada juga kok di berita entertainment seorang ust*d yang menelantarkan istrinya, poligami atau apalah apalah itu. Jadi bagaimana donk? Entahlah.... Tapi yang jelas saya bersyukur banget karena tidak salah pilih suami. Ya meskipun suami saya bukan pegawai, kerjanya serabutan dan hasilnya
Meskipun tidak punya mobil bagus tapi tetap bisa naik mobil bagus, ganti-ganti pula. *Mobil pinjaman* :)
Tapi tetap alhamdulillah, karena memang begitulah hidup di kampung, harus kreatif dan pandai-pandai melihat peluang usaha. Kalau cuma mengandalkan hasil sawah, wong panennya 4 bulan sekali. Kalau cuma ngandalin toko, wong kadang-kadang banyak yang ngutang dan ga bayar.
Jadi tak ada salahnya toh menggunakan 1001 cara untuk mencari rejeki yang halal, agar dapur tetap bisa ngebul, berkah, bisa bikin rumah, biayain anak sekolah, syukur-syukur bisa pergi ke Mekkah. Amin.....
Jadi tak ada salahnya toh menggunakan 1001 cara untuk mencari rejeki yang halal, agar dapur tetap bisa ngebul, berkah, bisa bikin rumah, biayain anak sekolah, syukur-syukur bisa pergi ke Mekkah. Amin.....
26 Comments
Apapun pekerjaannya tetap bersyukur y Mba Tarry, semoga mba Tarry bisa mjd penyemangat suaminya dalam mencari rezeki ^^
ReplyDeleteAmin....
DeleteBanyakin bersyukur biar rejekinya mengalir terus :)
Hhahahaha pinjamannya juga ya. HIHiii. Buka kartu donk ye
ReplyDeleteHihihihi
Pinjamannya orang2 ke saya yang lebih banyak #eaaaa sok kaya haha
Deletesepakat Mba Kitty :)
ReplyDeleteada 1001 macam cara halal untuk mendapatkan rezeki :)
intinya bersyukur yah Mba karena semakin kita bersyukur, nikmatnya akan semakin bertambah, amin..
Iya Mbak, alhamdulillah masih bisa bersyukur berapapun hasilnya jadi rejekinya berasa makin deres aja :)
DeleteWalau serabutan, asal demi keluarga dan halal, insyaAllah dimudahkan ya, mba. Itu namanya suami bertanggungjawab. Tetap semangat, mba :)
ReplyDeleteBetul Mbak,
DeleteAlhamdulillah dapat suami baik dan mau kerja keras :)
Disukuri saja mbak, asal halal dan selalu bersyukur :)
ReplyDeleteIya insyaallah selalu bersyukur biar rejekinya makin melimpah :)
DeleteMultitaelen bgt suami Mbak.
ReplyDeleteIya Mbak, alhamdulillah
DeleteTapi kalau nguli di bangunan ndak pernah Mbak. :)
SETUJU banget, Mbak....
ReplyDelete1001 cara menjemput rejeki...
Iya Mbak, sedikit2 kalau sumbernya banyak akhirnya ngumpul juga :)
Deleteyg penting halal dan nggak ngerugiin org lain ya, Mbak
ReplyDeleteKalau bisa mah nguntungin orang lain ya Jiah karena ikut kecipratan rejekinya suami :)
DeleteSaya pernah diberi nasehat oleh guru mengaji saya, kata beliau, "cari suami itu nggak harus yang punya pekerjaan tetap. yang penting mah tetap bekerja." :)
ReplyDeleteSaya juga pernah dengar nasehat ini Mbak :)
DeleteGapapa kerja serabutan tapi rejeki (yang halal pastinya) terus mengalir. Semoga berkah selalu ya, Mak.
ReplyDeleteAmin... Kalau berkah pasti rejekinya melimpah ya teh :)
Deletesip mbak, bersyukur dan tak malu itu intinya. Ada loh yang bohong tentang pekerjaan suami hanay krn malu, padahal selama halal dan tak merugikan ornag lain kenapa gak
ReplyDeleteWah itu mah terlalu ya mbak
Deleteserasa mendapat dukungan membaca tulisan ini, makasih Mbak Tarry.. semoga rejeki keluarga kita menjadi berkah.
ReplyDeleteSemangaaat
DeleteBiar serabutan yang penting berkah, sebentar lagi kami bisa bikin rumah lho Mbak :)
Apapun pekerjaannya yg penting halal mbak. Malah bagus kan suami mbak ulet, mau kerja apa aja dan nggak ongkang2 kaki. Semoga rejekinya lancar ya mbak.
ReplyDeleteSalam Kenal
Mbak salam kenal ya. Entah mesti ngomong apa...saya sangat sangat salut sama mbak dan suami. Gak banyak orang seperti ini, dan mau membuka ceritanya ke publik, apalagi lewat blog seperti ini. Kagumlah saya sama mbak Tary. Saya belum baca semua artikel di blog mbak, tapi insya Allah akan baca karena baru aja join this site lewat google. Kayaknya banyak pengalaman menarik nan inspiratif nih yg bisa dibaca di sini.
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.