Kalau kita boleh memilih, pasti kita tidak akan memilih LDR (Long Distance Relationship) dengan pasangan sah kita setelah menikah. Maunya setelah nikah ya selalu bersama selamanya hingga ajal memisahkan. Tapi ada kalanya kita harus memilih sebuah pilihan yang tidak kita inginkan. Ada kalanya kita harus mengorbankan kebersamaan dengan pasangan demi sebuah impian.
Seperti halnya saya yang harus berpisah dengan suami saya ketika usia pernikahan kami baru 5 hari. Sore itu kami sempat makan nasi kuning sebagai tanda kalau kami telah menikah sepasar (adat jawa) atau 5 hari. Dan berpisahnya bukan lagi antar kota atau propinsi, melainkan antar negara. Sebuah pilihan yang sangat menyakitkan tapi harus kami lakukan.
Sebelum kami menikah, kami juga sempat melakukan pacaran jarak jauh selama 6,5 tahun. Setelah menikah pun kami harus berpisah (lagi) selama 3,5 tahun. Dan alhamdulillah sekarang sudah bersama lagi. Banyak yang heran dan bertanya "Kok bisa ya, bertahan sampai segitu lama?". Pertanyaan yang sangat wajar untuk kami para TKI. Mengingat kasus terbanyak perceraian terjadi pada pasangan yang salah satu atau keduanya jadi TKI. *ga semua daerah begitu lho*.
Kenapa kami mampu bertahan dengan status LDR kami?? Resepnya adalah:
Kenapa kami mampu bertahan dengan status LDR kami?? Resepnya adalah:
- Kami membangun pondasi rumah tangga kami dengan agama.
Meskipun kami bukan orang yang pinter dalam urusan agama, tapi kami belajar memahami arti pernikahan dari sisi agama. Kami niatkan menikah hanya karena ALLAH bukan karena yang lainnya. Kalau pondasinya agama, insyaallah rumah tangga kami juga kuat.
Cinta, kasih dan sayang selalu memayungi rumah tangga kami. Meskipun semua tidak diungkapkan secara nyata, hanya melalui komunikasi lewat tulisan atau hanya sekedar suara. Namun komunikasi yang kami kemas dengan sederhana dan tidak berlebihan, malah mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga kami.
Jendela untuk Ventilasi, agar angin cemburu bisa masuk ke dalam rumah tangga kami. Angin cemburu yang masuk sepoi-sepoi bisa menambah kasih dan sayang kami. Dan kami menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar agar api cemburu tak mampu membakar hati kami. Hehe
- Temboknya kami bangun dengan kepercayaan.
- Rumah Tangga kami beratapkan cinta, kasih dan sayang
Cinta, kasih dan sayang selalu memayungi rumah tangga kami. Meskipun semua tidak diungkapkan secara nyata, hanya melalui komunikasi lewat tulisan atau hanya sekedar suara. Namun komunikasi yang kami kemas dengan sederhana dan tidak berlebihan, malah mampu menciptakan keharmonisan dalam rumah tangga kami.
- Ada jendela di rumah tangga kami
Jendela untuk Ventilasi, agar angin cemburu bisa masuk ke dalam rumah tangga kami. Angin cemburu yang masuk sepoi-sepoi bisa menambah kasih dan sayang kami. Dan kami menjauhkan barang-barang yang mudah terbakar agar api cemburu tak mampu membakar hati kami. Hehe
- Kunci pintu rapat-rapat
Kami selalu mengunci pintu rumah tangga kami rapat-rapat agar tidak semua orang bisa masuk dalam kehidupan kami. Kalau ada orang lain yang ikut campur dalam rumah tangga kita, rasanya kok tidak nyaman (pernah dengar pengalaman teman). Orang tua kami pun hanya memberi dukungan dari belakang. Kalau benar ya di dukung, kalau salah ya diingatkan. Selebihnya membiarkan kami berjalan sendiri.
Sepertinya hanya itu point penting dalam rumah tangga saya dan suami. Sebenarnya, masih banyak hal-hal lain tapi kalau disebutkan semua bisa jadi novel kali yak. *Wuehehehe*. Tapi yang jelas, kedua orang tua kamilah yang selalu menjadi penyemangat kami dalam menjalani LDR. Kami tidak ingin membuat beliau malu dan kecewa, Sehingga bagaimanapun juga kami akan berusaha untuk menggapai keluarga Sakinah, Mawadah Warohmah. Amiiiin
“Tulisan ini saya ikutsertakan di acara 5th Anniversary Giveaway : Ce.I.eN.Te.A yang diselenggarakan oleh zoothera“
NB: Selamat Ulang Tahun Perkawinan yang ke 5 ya Mbak Anies.... Semoga makin rukun dan cintanya tambah besar meskipun usia perkawinannya makin bertambah. Dan menjadi keluarga Sakinah Mawadah Warohmah. Amiiiin.
26 Comments
lama banget mbak LDR nya -_-.
ReplyDeleteresepnya ampuh banget :)
saya tidak pernah berharap akan berada dalam posisi ini, tetapi jika ya, sepertinya saya akan menerapkan resep yang ada di sini hehehe ...
ReplyDeletegood luck kontesnya ya mba!
hehhee...
ReplyDeleteaku belajar dan menyimak saja deh Mbak...
mudah2an aku tidak LDR :)
ReplyDeleteKontes lagi... Ini berakhir akhir tahun kan mbak? OK deh aku catat dulu... #menghitunghari
ReplyDeleteSelamat ngontes, semoga menang lagi ya mbak.. :)
pengen ngrasain LDR :-D ahihihi
ReplyDeletesukses buat kontesnya mb'...
resep oke nih :-D
wah, bs menjadi sebuah pelajaran nih bwt kita2..
ReplyDeletekalo baca kata "LDR" aku jd inget sesuatu gitu, tp apa ya...
*garuk2 kpala gak gatel
Wah melu ini tho mbak...
ReplyDeleteSuksess yo~
Saya baru LDR 6 bu;lan udah putus, haha.. salute sama Mbak ^^
ReplyDeleteanaloginya seperti rumah nih
ReplyDeleteAsep@ Iya, kelamaan tp untungnya ga sampek njamur wuehehe
ReplyDeleteNiQue@ ya semua pasti ga pingin, tp ga bisa menghindar hehe
Mbak ELsa@ iya dech :)
Mbak Lidya@ Amiiin :)
Mbak Reni@ Ayooo kejaaar hehe
Mbak Una@ yo pasti melu yo :)
Jiah@ haduh, jangan sampek dech kalo bisa hehe
Penghuni 60@ pasti pernah ngalami ya... :)
Fahri@ Walah pasti cm main2 tuch hehe
Iskandar@ ya, khan memang rumah tangga hehe
LDR memang membutuhkan banyak pengertian dan tutup pintu rapat2. Tp LDR/gak LDR, semua kembali pada komitment kedua belah pihak....
ReplyDeleteSukses utk kontesnya yaa
boleh di coba nih resepnya :)
ReplyDeleteakhirnyaaaa.... Bisa juga coment disini lewat hape... hiihihhiih... Selamat pagiiii....
ReplyDeleteSemua resep tsb akan berguna,jika kita dengan pasangan kita punya komitmen yang kuat untuk melakukan LDR tanda adanya curiga dll yang mengakibatkan LDR terganggung
ReplyDeletesaling percaya dan ga saling mengikat pasangan kayaknya sob
ReplyDeleteaku bisa bertahan karena ibue memang jarang komentar aneh aneh
kalo dikit dikit dicurgiain malah kayaknya dah bablas neh...
selamat ya...
mantaps resepnya mba... kami juga LDR nih....
ReplyDeletesukses kontesnya ya mba....
like it mba...heeehhe
ReplyDeletepercaya n percya ... :)
resepnya mantap mbak Tarry...pengalaman justru membantu orang lain untuk ikut bertahan di posisi yang sama..:)
ReplyDeletePondasinya AGAMA, pantes aja kokoh ya Mbak :)
ReplyDeleteGudlak ya, jadi ingat aku belum ikutan...
MasyaAllah...
ReplyDeletembak Tarry.... aku merinding!
wuuuiiihhh sukaaaaaa~
kinanthi@ Komitmen memang penting, kalo ga ada komitmen ibaratnya berjalan tanpa tujuan dech hehe
ReplyDeleteFarobi Afandi@ SIlahkan :)
tulisan rangga@ Selamat pagi juga :). ALhamdulillah ya hehe
Andy@ kalo udah saling curiga biasanya juga ga nyaman. Komitmen juga penting ya :)
Rawins@ Wah kalo saling mengikat kitanya malah sakkarepe dewe kayaknya hehe
alaika abdullah@ trimakasih mbk... moga mampu bertahan :)dan ga LDR lg
bagus@ Kalo ga percaya ntar tak tuntut hehehe
ketty husnia@ Tp ga semua orang bisa melakukannya :)
Yunda Hamasah@ Kalao mau macem2 takut ama yg diatas sana mbak :)
dinneno@ 3 faktornya itu apa ya??? bisa di share ??? hehe
Nurmayanti Zain@ Terimakasih mbak Maya :)
Wah..mesti dicoba ini resepnya..he..he..salam kenal ya mb. Tarry..and Semoga kontesnya sukses..
ReplyDeleteKelima poin itu memang yang terpenting ya Tarry,... aku aja yang seminggu dua minggu berpisah ngerasa berat.. apalagi Tarry ya... berat banget pastinya... klo fondasinya kurang kuat, bisa bahaya...
ReplyDeletealhamdulillah ya Tarry dan suami bisa melalui ini semua.. semoga semakin kokoh ke depannya...
sukses dgn GAnya ya Tarry :-D
Mba Tarry maapkeun aku baru mampir ke TKP hari ini dr kemarin inet di sini dodol sedodoldodolnya.
ReplyDeleteTips kayanya cocok untuk segala macam kondisi rumah tangga mba, ga musti yg LDRan.. tapi jujur saya selalu salut sama siapa saja yang bisa LDRan karena jujur aku kayanya susah untuk sanggup seperti itu.. hehehe
Btw, linkny sudah aku masukin ke list peserta yaakk :)
Resepnya mak nyuss mbak, hehehe.
ReplyDeleteSayang sekali aku juga gak bisa ikutan GA ini, karena modem-ku mogok gak mau diajak blogging.. :(
Semoga menang ya mbak. :)
Terima kasih atas kunjungannya.