"Saya tidak suka nyonya memukul saya", ucap saya sambil menahan bendungan airmata yang hampir jebol karena perlakuan majikan perempuan yang super judes. Entah dapat keberanian darimana hingga saya berani melawan dia ketika dia menampar pipi kemudian mendorong saya dengan keras. Andai saja tidak ada wastafel di belakang saya, pasti saya sudah jatuh tersungkur di lantai.
Mendapat perlawanan dari saya, dia memperendah volume suaranya dan segera meninggalkan saya. Sebelum kejadian itu, majikan perempuan saya memang suka memakai tangannya ketika saya melakukan kesalahan atau tidak paham dengan apa yang dia katakan. Kadang mendorong, kadang mencubit atau memukul tubuh (bukan wajah). Tapi hari itu dia menampar pipi saya, sehingga muncul keberanian saya untuk melawan.
Setelah kejadian itu, dia tidak pernah memakai tangannya lagi. Tapi bukan berati selesai penderitaan saya, karena dia melampiaskan kejengkelannya dengan ngomel-ngomel atau menyuruh saya melakukan pekerjaan tidak pada waktunya. Seperti lap jendela saat hujan atau cuci kamar mandi tengah malam dengan alasan pekerjaan saya kurang bersih. Setiap waktu istirahat tiba, sering airmata tumpah untuk mengurangi beban di dada.
"Kalau seorang tarry menangis, bukan berati tarry cengeng. Tapi karena beban yang harus dipikul terlalu berat" curhat saya kepada seorang teman. "Iya, saya tahu.... Kamu seorang yang tegar. Seberat apapun beban yang harus kamu pikul, kamu pasti bisa", kata teman saya memberi semangat.
Dan saya bisa membuktikan bahwa saya bisa. Meskipun hari-hari yang saya lalui penuh omelan dan makian, toh saya bisa menyelesaikan kontrak kerja saya 2 tahun. Saya hanya memasukkan kata-kata menyakitkan majikan lewat kuping kanan dan mengeluarkannya lewat kuping kiri. Lagian ketemunya dengan majikan hanya pagi-pagi bangun tidur sama malam menjelang tidur. Tapi herannya, waktu yang sedikit itu kok dimanfaatkan buat ngomel-ngomel terus. Hehe.
Kisah diatas adalah pengalaman paling menyedihkan selama saya menjadi TKW Hong Kong. Saat itu saya baru pertama kalinya kerja di luar negeri. Jauh dari orang tua, kekasih dan keluarga, belum punya pengalaman kerja dan belum bisa bahasanya. Rasanya pingin pulang agar terbebas dari majikan jahat itu. Tapi saya ingat, impian saya belum kesampaian.
Selalu bersabar, terus bertahan, dan ganti-ganti majikan, itulah yang saya lakukan untuk mengejar impian dan kebahagian. Sampai tak terasa, 8 tahun lebih saya merantau di negeri orang. Tapi sekarang sudah setahun hidup tenang di tengah keluarga tercinta. Karena kebahagiaan itu bukan berasal dari uang melainkan dari hati yang tenang dan tentram. :).
Mendapat perlawanan dari saya, dia memperendah volume suaranya dan segera meninggalkan saya. Sebelum kejadian itu, majikan perempuan saya memang suka memakai tangannya ketika saya melakukan kesalahan atau tidak paham dengan apa yang dia katakan. Kadang mendorong, kadang mencubit atau memukul tubuh (bukan wajah). Tapi hari itu dia menampar pipi saya, sehingga muncul keberanian saya untuk melawan.
Setelah kejadian itu, dia tidak pernah memakai tangannya lagi. Tapi bukan berati selesai penderitaan saya, karena dia melampiaskan kejengkelannya dengan ngomel-ngomel atau menyuruh saya melakukan pekerjaan tidak pada waktunya. Seperti lap jendela saat hujan atau cuci kamar mandi tengah malam dengan alasan pekerjaan saya kurang bersih. Setiap waktu istirahat tiba, sering airmata tumpah untuk mengurangi beban di dada.
"Kalau seorang tarry menangis, bukan berati tarry cengeng. Tapi karena beban yang harus dipikul terlalu berat" curhat saya kepada seorang teman. "Iya, saya tahu.... Kamu seorang yang tegar. Seberat apapun beban yang harus kamu pikul, kamu pasti bisa", kata teman saya memberi semangat.
Kisah diatas adalah pengalaman paling menyedihkan selama saya menjadi TKW Hong Kong. Saat itu saya baru pertama kalinya kerja di luar negeri. Jauh dari orang tua, kekasih dan keluarga, belum punya pengalaman kerja dan belum bisa bahasanya. Rasanya pingin pulang agar terbebas dari majikan jahat itu. Tapi saya ingat, impian saya belum kesampaian.
Di Hong Kong ada keindahan, tapi tak ada kebahagiaan
Selalu bersabar, terus bertahan, dan ganti-ganti majikan, itulah yang saya lakukan untuk mengejar impian dan kebahagian. Sampai tak terasa, 8 tahun lebih saya merantau di negeri orang. Tapi sekarang sudah setahun hidup tenang di tengah keluarga tercinta. Karena kebahagiaan itu bukan berasal dari uang melainkan dari hati yang tenang dan tentram. :).
Artikel ini diikutkan dalam "Giveaway Gendu-Gendu Rasa Perantau"
33 Comments
Huaaaa T.T Sedih T.T
ReplyDeleteTapi yang belakangan baik kan ya mbak majikannya :D
Iya, makin lama kerja dapatnya majikan juga makin baik :)
DeleteBila membaca kisah tarry, saya percaya tarry mempunyai pendidikan tinggi kerana upaya menulis baik dalam blog begini. Saya berdoa agar dirahmati Allah.
Deletejika ada yang ingin mencari pekerjaan diMalaysia.. saya boleh bantu mencari majikan muslim yang patuh syariat. Kita berusaha tetapi Allah yg menentukannya. tiadat@gmail.com
berakit-rakit ke hulu bersenang-senang kemudian.top
ReplyDeleteIya betul :)
DeleteTary cece loisam!! San tu hou hou
ReplyDeleteHarus itu hehe
Deletesaya suka kalimat " ada keindahan, tapi tak ada kebahagiaan" ..gahagia itu sederhana saja
ReplyDeleteBahagia itu sederhana tapi kadang kita mencarinya kemana-mana hehe
Deletejadi ada benarnya ya mbak kalau bekerja diluar ada kekerasan tapi mbak tarry kuat banget ya
ReplyDeleteAda, tapi kalo di HK pelaku kekerasan hukumannya berat mbak, makanya waktu saya lawan majikan saya takut hehe
Deleteaduh sedih mbak..
ReplyDelete:ada keindahan tapi tdk ada kebahagiaan" untuk bahagia ternyata sederhana ya..
Sedih memang, tapi kalau dia ga ada saya bebas mau apa saja mbak :)
DeleteKayaknya hoby si majikan mungkin ngomel tuh mbak.. Hmmm andai majikan saya piye yo? Mungkin wis tak kamplengin balik hahaha
ReplyDeletesemoga sukses GAnya mbak
Di kampleng terus ditinggal ngalih ya? huehehe.
DeleteMaklum majikan saya orang miskin jadi sering marah2 karena ga punya banyak uang
Dapet cerita ginian langsung dari sumbernya. Mbak keren! :)
ReplyDeleteOya,Saya jadi inget mbak, april 2012 kemarin training ke selangor, sempet jalan-jalan ke KL sampai singapura juga. Sedihnya, saudaraku seIndonesia bukan malah jadi pengunjung resto, tapi malah jadi pelayan resto. Rata-rata resto yang saya kunjungi pelayannya orang kita, kecuali Nasi Kandar, aseli India. Tapi di kantor, ada Office girl orang Madiun, syukurlah, sepertinya di kantor kami gak ada yang suka ngomel dan jahat :D
Malaysia khan juga tempatnya para TKI mbak, jadi ga heran kalau banyak yg jadi pelayan dibanding pegawai kantoran.
ReplyDeleteMajikan memang tidak sama mbak, ada yg baik ada yg jahat. Setelah itu saya juga dapat majikan baik kok :)
Nah gitu katanya para petinggi Negeri ini tak akan ada lagi kekersan dalam TKW nah buktinya Mbak Tarry masih mengalaminya,
ReplyDeleteHarapan saya semoga tulisan ini dibaca oleh pihak yang terkait yang mengurusi tentang ketenaga kerjaan luar negeri# komen serius nih
Sukses GA nya Mbak :)
yaampuun Mbak, ternyata Mbak juga dulu pernah dapat perlakuan buruk dari majikan ya?
ReplyDeleteAlhamdulillah sekarang udah kumpul dgn keluarga besar dan punya keluarga sendiri juga ya Mbak :)
Iya, maklum baru pertama kali kerja hehe. Sekarang kalau inget ya cuma senyum2 aja. Kok bisa saya melewati masa2 sulit tersebut hehe
DeleteOalah mbak... ternyata di awal2 kerja di luar negeri sempat juga merasakan 'pahit'nya ya?
ReplyDeleteUntung aja kemudian bertemu dg majikan yang baik ya mbak...
Dan aku setuju banget bahwa kebahagiaan itu memang berasal dari hati bukan dari uang.
BTW goodluck utk kontesnya ya...
Iya mbak, namanya juga baru memulai perjuangan hehe
DeleteSegitunya ya Mbak, sampe ada yang berani memukul segala. Wong dibentak aja saya sudah mangkel, apalagi dipukul, mana keluarga san sodara jauh pula..
ReplyDeleteSemoga menjadi pelajaran berharga ya Mbak bagi saudara-saudara kita yang nekat pergi ke Hongkong
Ya... mungkin faktor kecapekan ditambah geregetan karena saya ndak paham2 dengan apa yg dia katakan hehe
DeleteTapi kayaknya ga ada yg takut tuch untuk pergi ke HK, malah tambah banyak aja kayaknya hehe
padahal banyak yang mau jadi TKI ke Hongkong, karena mendengar gemerlapnya Hongkong dari rekan-rekan mereka yang ada di Hongkong,..
ReplyDeletebtw-selamat berlomba ya...salam sukses selalu :)
Ya, termasuk saya dulu hehe.
DeleteMerasakan hidup di perantauan juga, wlau masi di Indonesia. Hik
ReplyDeleteMerantau memang bukan suatu pilihan tapi inilah jalan hidup, banyak kebahagiaan yang didapat, tp tak sedikit juga kesedihan :D
Btw.. brarti sekarang mba Tarry dah di kampung halaman ya? senang sx pastinya
smoga sukses trus GA nya yah :)
jadi sedih ih bacanya... untungnya mba Ketty ini orangnya sabar dan tabah ya... saluuut mbak...
ReplyDeleteuupps maap kok jadi mba ketty sih... mba Tarry mksdnya ^___*
Deletesubhanalloooh
ReplyDeletesungguh pengalaman pahit, tapi pastinya membuat Mbak Tarry kuat dan lebih tegar...
Wah, 8 tahun kerja di Hongkong? Saya aja kerja hampir 4 tahun bawaannya pengen pulang kampung mulu. Padahal tiap lebaran udah pulang.
ReplyDeleteMakasih udah ikut GA saya :)
Selamat Mbak, anda termasuk dalam pemenang di GA ini...
ReplyDeleteMbak, liat pengumuman GA-nya di blog saya ya... Ditunggu.
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.