Sejak ada teman SMP yang tidak mau main ke rumah saya (lagi) setelah tahu rumah saya jelek, sayapun menjadi minder dan tidak berani lagi mengajak teman ke rumah. Sejak saat itu, sayapun mulai suka berkhayal menjadi anak orang paling kaya di kampung saya. Seorang boss di Malaysia, punya rumah megah dan mobil Timor. Waktu itu mobil Timor masih jadi barang wah dan membuat terpana siapa saja ketika orang tersebut memilikinya.
Ya.... saya berkhayal menjadi bagian dari keluarga kaya tersebut. Setiap menjelang tidur, berkhayal menjadi pekerjaan yang mengasyikkan buat saya. Saya jadi anak orang kaya, punya banyak teman, punya kakak laki-laki dan bisa menikmati segala fasilitas yang dimiliki keluarga tersebut.
Sejenak saya melupakan kalau saya ini anak seorang buruh tani dan TKW Arab yang gajinya tak seberapa. Saya benar-benar menikmati khayalan saya sampai akhirnya saya terlelap. Dan ketika pagi menjelang, sayapun harus menerima kenyataan kalau saya ini bukan anak orang kaya itu. Tapi saya tidak kecewa, dan tetap mengulangi dan terus mengulangi khayalan tersebut.
Sampai akhirnya, emak bisa mengumpulkan sebagian gajinya untuk membangun rumah. Tahun 1997 rumah peninggalan nenek dibongkar dan dibangun lagi menjadi lebih besar dan lebih bagus tentunya. Tapi uang emak hanya cukup untuk mendirikan saja, tembok belum dipoles, lantai masih tanah, pintu dan jendela hanya ditutup triplek.
Meskipun begitu, perlahan-lahan saya melupakan hobby berkhayal saya. Saya mulai bisa menerima kenyataan kalau saya ini anak orang biasa, bukan anak orang kaya tapi saya ingin jadi orang luar biasa. Bersyukur dengan apa yang kami miliki membuat saya percaya diri dan memiliki banyak teman yang bisa menerima saya apa adanya.
Sekarang.... saya bangga memiliki keluarga ini. Emak yang rela pergi jauh untuk memperbaiki ekonomi keluarga kami. Bapak yang tetap setia saat berjauhan dengan emak dan yang tetap sabar menghadapi kenakalan kedua anaknya.
Sedangkan orang kaya yang pernah hadir dalam khayalan saya itu? Sekarang tidak bisa bebas makan karena penyakit diabetesnya dan sang istri harus menahan sakit hati karena sang suami menikah lagi.
Berati keluarga kami jauh lebih beruntung dari keluarga kaya tersebut ya.... Meskipun harta tak melimpah tapi tak pernah merasa kekurangan, diberi kesehatan dan bisa menikmati kebersamaan. Semoga kami tak pernah lupa untuk bersyukur, agar nikmat ALLAH semakin bertambah. Amin.
Ya.... saya berkhayal menjadi bagian dari keluarga kaya tersebut. Setiap menjelang tidur, berkhayal menjadi pekerjaan yang mengasyikkan buat saya. Saya jadi anak orang kaya, punya banyak teman, punya kakak laki-laki dan bisa menikmati segala fasilitas yang dimiliki keluarga tersebut.
Sejenak saya melupakan kalau saya ini anak seorang buruh tani dan TKW Arab yang gajinya tak seberapa. Saya benar-benar menikmati khayalan saya sampai akhirnya saya terlelap. Dan ketika pagi menjelang, sayapun harus menerima kenyataan kalau saya ini bukan anak orang kaya itu. Tapi saya tidak kecewa, dan tetap mengulangi dan terus mengulangi khayalan tersebut.
Sampai akhirnya, emak bisa mengumpulkan sebagian gajinya untuk membangun rumah. Tahun 1997 rumah peninggalan nenek dibongkar dan dibangun lagi menjadi lebih besar dan lebih bagus tentunya. Tapi uang emak hanya cukup untuk mendirikan saja, tembok belum dipoles, lantai masih tanah, pintu dan jendela hanya ditutup triplek.
Meskipun begitu, perlahan-lahan saya melupakan hobby berkhayal saya. Saya mulai bisa menerima kenyataan kalau saya ini anak orang biasa, bukan anak orang kaya tapi saya ingin jadi orang luar biasa. Bersyukur dengan apa yang kami miliki membuat saya percaya diri dan memiliki banyak teman yang bisa menerima saya apa adanya.
Sekarang.... saya bangga memiliki keluarga ini. Emak yang rela pergi jauh untuk memperbaiki ekonomi keluarga kami. Bapak yang tetap setia saat berjauhan dengan emak dan yang tetap sabar menghadapi kenakalan kedua anaknya.
Sedangkan orang kaya yang pernah hadir dalam khayalan saya itu? Sekarang tidak bisa bebas makan karena penyakit diabetesnya dan sang istri harus menahan sakit hati karena sang suami menikah lagi.
Berati keluarga kami jauh lebih beruntung dari keluarga kaya tersebut ya.... Meskipun harta tak melimpah tapi tak pernah merasa kekurangan, diberi kesehatan dan bisa menikmati kebersamaan. Semoga kami tak pernah lupa untuk bersyukur, agar nikmat ALLAH semakin bertambah. Amin.
Ada bahagia di dalam rumah sederhana ini. Rumah yang dibangun dari hasil kerja emak di luar negeri. :)
Khayalan ini diikutsertakan dalam Giveaway Khayalanku oleh Cah Kesesi Ayutea
16 Comments
Itulah nikmatnya bila ada hasil dari pekerjaan yang di lakukan oleh kita ya Mba. Walau terlihat sederhana, namun kaya akan sebuah arti dan makna dalam kehidupan kita sekeluarga.
ReplyDeleteSalam wisata
betul pak indra, karena kaya harta belum tentu bisa membuat keluarga bahagia
Deletejangan jadi anak orkay mbaa, jadi orkay nya aja kaya lagunya Oppie
ReplyDeleteiya sekarang impiannya jadi orang kaya, biar anak2 saya nanti jadi anaknya orang kaya hehe
DeleteAlhamdulillah, rumah yang dibangun oleh Emak dengan penuh perjuangan dulu itu kini berdiri dengan kokoh ya? Rumah yang melambangkan kehangatan cinta dan perjuangan seorang ibu untuk keluarganya.
ReplyDeletebetul mbak, bisa jadi kenangan tak terlupakan. Ya hanya rumah itu yg kelihatan mbak. Selebihnya buat biaya sekolah saya dan adek :)
DeleteBerkhayal itu memang sangat mengasyikkan mbak....
ReplyDeleteSekarang boleh berkhayal yang lain lagi dong... tentang Alfi misalnya :)
Sekarang berkhayalnya ingin jadi orang paling kaya biar Alfi mendapatkan pendidikan yang setinggi2nya mbak. Amin
Deletekita juga kaya loh mbak, kaya di hal lain :)
ReplyDeleteberkhayal itu bisa jadi salah satu motivasi juga kan Mbak utk terus berjuang meraih apa yg dikhayalkan ;)
ReplyDeleteMakasih ya MAk...
ReplyDeleteberkunjung dulu yaa :D
sudah tercatat sebagai pesertaaa :D
Bersyukurlah sekecil apapun nikmatnya agar kita menjadi orang kaya
ReplyDeleteBerkhayal tuch asyik memang, gratis lagi, gk ada yang larang,,,
ReplyDeletetapi kadang-kadang pesimis juga kalo ngeliat keadaan diri kita ini yang sekarang...
Knpa ach?
Untuk Mbak Tary segera bangun dari khayalan, kerja keras dan mencari jalan keluarnya, meskipun akhirnya harus di tinggal Emak jadi TKW ya
ReplyDeleteRumahnya adeem, Mba. . .
ReplyDeleteRindang ada pohon2nya. . :)
waah, saya juga suka banget nih berkhayal jadi orang kaya :D yg penting ttep bersyukur aja yah mbak..
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.