Beberapa waktu lalu, saya dan suami menengok sawah kami yang padinya mulai hijau royo-royo meskipun sedang musim kemarau. Bapak mertua memang mengairi sawah setiap hari, karena punya diesel sendiri. Kalau ndiselnya setiap hari katanya malah menghemat waktu dan biaya. Alhamdulillah kami punya disel jadi tidak perlu beli air ataupun rebutan air dari irigasi seperti beberapa petani lain. :).
Memandang hamparan padi yang bagaikan permadani dan menikmati senja di pematang sawah bikin hati damai. Sampai-sampai kami lupa kalau Alfi ditinggal di rumah embahnya. :). Setelah keliling sebentar, kamipun segera pulang.
Menikmati senja di pematang sawah.
Narsis di pematang sawah :)
Kalau yang ini menikmati senja dari rumah mertua yang mepet sawah.
Hampir setiap sabtu sore kami bisa menikmati senja dari teras rumah. Pemandangan indah yang bisa kami nikmati dengan gratis sekaligus bisa menikmati kebersamaan bersama keluarga besar suami. :)
24 Comments
Wah... rumah mewah... mepet sawah ya mbak?
ReplyDeletePasti silir2 banget ya...
Dulu aku masih bisa merasakan silir2 waktu selatan rumahku masih sawah... sekarang sudah penuh dg perumahan :(
sekarang anginnya agak kenceng dan berdebu mbak
Deletedisini juga mulai banyak rumah, tapi yg barat rumah masih area persawahan belum terjamah manusia mbak
Saya taunya sawah cuma pas mampir ke rumah mertua aja di Kulon Progo,. Baru deh ngeh apa itu yang namanya Sawah, dan belajar jadi petani dengan menanam sawah. Terasa asyik dan pengalaman baru
Deletejadi petani itu ga mudah ya pak? Suami saya belum bisa jadi petani meskipun punya sawah. Saat ini masih mengandalkan bapak mertua atau nyuruh orang hehe
Deleteini dimana tante?
ReplyDeleterumahku juga mewah looh :D
subhanalloh, banyak yang kediamannya dekat sawah ya...sejuk. jadi apa dong rumah saya, masa metan...mepet hutan, kan nggak lucu tuh...hehehe
Deleteini di daerah madiun selatan mbak :)
Deletesenang ya Mbak...
ReplyDeleteudara bersih sekarang langka lho Mbak Tarry, bersyukur dikaruniai alam yang indah dan menyejukkan seperti tempat panjenengan...semoga tanaman padinya subur dan tak terkena imbas musim kemarau...
salam buat Adik Alfi, sehat-sehat ya Nak...
amin. . . Yang ini rumah mertua mbak, saya tinggal di rumah emak yg meli Mepet kali hihi
Deletekalau yg mepet hutan pasti lebih asyik dong :)
lhaa disini ga ada sawah. kemana-mana yang keliatan kalo bukan hutan belantara ya lahan terbuka galian tambang.
ReplyDeletejadi kangen aroma padi muda...
kalo pulang khan bisa liat pemandangan lain to om. . . Ehehe
Deletekalo pulang sih beda lagi ceritanya wong rumahnya pancen mewah kok...
Deleteaiih, senengnya liat pemandangan tiap hari mbak :D
ReplyDeletetidak setiap hari mbak, khan saya tinggal di rumah emak saya hehe
DeleteAku senang dengan nuansa sawah. damai....
ReplyDeleteoh iya, kalu di jepara, ini namanya musim tanam gadu.
tanam gadu itu apa ya mbak?
Deletewah mewah banget. menghirup aroma daun padi itu rasanya eksotik sekali. apalagi kalau baru diguyur hujan...
ReplyDeletememandang sawah yang ijo royo2 memang membuat hati damai ya mbak.
ReplyDeleteRumahku yang di Jombang juga mewah (mefet sawah)
ReplyDeletekalau lagi pulang senang melihat suasana pedesaan, ada sawah,kuburan, dll
Orangnya juga guyup rukun, sering tumpengan he he he
Salam sayang selalu dari Surabaya
disini sudah jarang yg slametan pakai tumpeng dhe. Kebanyakan pakai cething yg makin banyak aja macemnya.
ReplyDeleteaku selalu suka senja..senja selalu indah ya mb.. :))
ReplyDeleteSubhanallah .. jadi pingin ke tempat mbak :)
ReplyDeleteSuasana yang ngangenin, apalagi kalau sudah guyup.
ReplyDeleteSalam wisata
asyik ya bisa menikmati senja
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.