Bekerja di luar negeri, sudah menjadi hal lumrah di kampung saya. Hampir setiap rumah ada salah satu atau dua yang bekerja di luar negeri. "Cari kerja di Indonesia susah" begitu kata. Sedangkan mereka ingin bangun rumah, ingin beli sawah, ingin membiayai anak sekolah dll. Namun tak semua yang mereka inginkan bisa tercapai. Bertahun-tahun kerja, toh kehidupannya sama saja.
Pulang dari luar negeri punya uang banyak, rumah megah, motor/mobil wah, tapi tidak tahu mau usaha apa di kampung. Usaha tidak ada, sedangkan setiap hari butuh makan, akhirnya uangpun habis dan ujung-ujungnya kembali lagi keluar negeri. Dan begitu seterusnya, sampai tak ingat kalau umur semakin bertambah, anak semakin dewasa, bahkan ada yang sudah punya cucu. Seharusnya mereka sudah istirahat di rumah, menghabiskan waktu bersama suami, anak dan juga cucunya.
Kalau ngomongin kurang, sepertinya manusia tak akan pernah ada cukupnya. Sudah punya ini pingin punya itu, sudah beli ini pingin beli itu, ini itu tak akan ada habisnya dech. Seperti halnya saya yang awalnya hanya pingin kerja di Hong Kong 2 tahun, akhirnya sampai 8 tahun 1 bulan. Dulu saya juga begitu, nambah lagi biar punya ini, nambah lagi biar punya itu. Sampai-sampai saya tidak ingat kalau umur semakin bertambah dan saya belum menikah.
Kadang nyesek juga kalau mengenang masa lalu. Andai saja saya nurut kata orang tua, mungkin anak saya sekarang sudah besar dan mungkin sudah 3. Tapi ya sudahlah.... yang penting sekarang sudah menikah, dan bisa berkumpul dengan keluarga tercinta. Kebersamaan itu jauh lebih berharga dari uang berjuta-juta yang saya dapatkan di negeri beton sana. Semoga saya selalu bisa bersabar dan bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini, sehingga tidak tergiur untuk pergi ke luar negeri lagi. Amin.....
Pulang dari luar negeri punya uang banyak, rumah megah, motor/mobil wah, tapi tidak tahu mau usaha apa di kampung. Usaha tidak ada, sedangkan setiap hari butuh makan, akhirnya uangpun habis dan ujung-ujungnya kembali lagi keluar negeri. Dan begitu seterusnya, sampai tak ingat kalau umur semakin bertambah, anak semakin dewasa, bahkan ada yang sudah punya cucu. Seharusnya mereka sudah istirahat di rumah, menghabiskan waktu bersama suami, anak dan juga cucunya.
Kalau ngomongin kurang, sepertinya manusia tak akan pernah ada cukupnya. Sudah punya ini pingin punya itu, sudah beli ini pingin beli itu, ini itu tak akan ada habisnya dech. Seperti halnya saya yang awalnya hanya pingin kerja di Hong Kong 2 tahun, akhirnya sampai 8 tahun 1 bulan. Dulu saya juga begitu, nambah lagi biar punya ini, nambah lagi biar punya itu. Sampai-sampai saya tidak ingat kalau umur semakin bertambah dan saya belum menikah.
Kadang nyesek juga kalau mengenang masa lalu. Andai saja saya nurut kata orang tua, mungkin anak saya sekarang sudah besar dan mungkin sudah 3. Tapi ya sudahlah.... yang penting sekarang sudah menikah, dan bisa berkumpul dengan keluarga tercinta. Kebersamaan itu jauh lebih berharga dari uang berjuta-juta yang saya dapatkan di negeri beton sana. Semoga saya selalu bisa bersabar dan bersyukur dengan apa yang saya miliki saat ini, sehingga tidak tergiur untuk pergi ke luar negeri lagi. Amin.....
5 Comments
Apa kerja di luar negeri itu amat menjanjikan?
ReplyDeletemampir2 yak :D
Yang penting sekarang sudah bisa berkumpul bersama keluarga ya mbak
ReplyDeletebener yang penting dah bisa ngumpul sama keluarga..nasib diriku mbak, berpisah jarak dengan anak istri..diriku di surabaya mereka di banjarmasin...#lebayya :(
ReplyDeleteTulisan Tarry jadi cermin utk saya juga..
ReplyDeleteSemoga kita jd orang yg pandai bersyukur dan selalu bersabar.. aamiin :)
Klo tkw kerjanya di dubes gitu, gak nolak kali ya mbak... Tp ya itu, nuruti pengen gak ada hbisnya
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.