Hari rabu 4 Nopember lalu, kami mengantarkan ibu mertua ke Nganjuk untuk bekam. Kenapa kami memilih bekam? Karena ibu mertua keukeuh ndak mau dirawat di rumah sakit, padahal tekanan darahnya 220. Waktu periksa pertama kali 200, setelah obat habis kondisi belum banyak perubahan, malah kakinya berat untuk melangkah. Akhirnya tgl 3, dibawa lagi ke dokter yang sama dan tekanan darahnya malah naik menjadi 220. Dokter menyarankan untuk rawat inap, dan ibu mertua mencak-mencak ndak mau.
Kebetulan beliau makannya susah, mungkin akan lebih baik kalau dirawat di rumah sakit. Tapi mau bagaimana lagi, lha wong beliau ndak mau. "Ok, ndak dibawa ke rumah sakit tapi harus makan yang banyak, ndak usah mikir macem-macem biar cepet sembuh", kata suami setengah mengancam. :).
Yang namanya anak, meskipun nampak biasa aja di depan orang tua tapi tetep aja khawatir. Apalagi tangan kanannya sudah mulai kaku, bahkan untuk memasukkan makanan ke mulut saja susah. Kalau menurut beberapa artikel yang saya baca itu termasuk gejala-gejala struk ringan.
Makin tambah khawatir aja kami semua. Sehingga kami memutuskan untuk membawa beliau ke Nganjuk untuk bekam secepatnya. Sebenarnya ada beberapa klinik bekam di daerah saya, tapi yang benar-benar mengerti bekam itu yang langka, begitu kata suami. Makanya kami memilih bekam ke Nganjuk ke tempat guru ngajinya suami (Gus Manshur).
Waktu bekam pun tidak sembarangan, yaitu sehabis ashar. Jadi kami berangkat jam 2 siang agar ndak terlalu lama menunggu. Kebetulan Alfi juga ikut, takutnya dia bosen kalau terlalu lama menunggu. Untungnya ada soulmate yaitu kakak keponakan jadi ada temennya main.
Soulmate nya Alfi, mereka berdua jadi cucu di Jawa yang paling cantik paling centil. :)
Sampai disana hampir jam 4, kami disuruh sholat ashar baru kemudian mulai bekam. Kalau di tempat lain, dimana yang terasa sakit ya disitu yang di bekam. Tapi di Nganjuk tidak, apapun penyakitnya yang di bekam hanya daerah leher belakang. Darah yang keluar juga berbeda, kalau ibu mertua hanya sedikit-sedikit tapi kental sekali. Sedangkan kakak sulung darah yang keluar banyak dan warnanya gelap sekali. Katanya, darah yang keluar tergantung penyakitnya apa, jadi setiap orang berbeda-beda.
Waktu dibekam, terjadi percakapan antara ibu mertua dan Gus Manshur. "Mikir apa to mbah? Mikir pingin umroh ya?", tanya beliau sambil bercanda. Ibu mertua hanya senyum-senyum dan kami menjawab "Nggiih". "Ndak apa-apa mbah, yang penting jangan umroh wahyu, sawah payu", jawab beliau sambil tertawa hahaha. Ya, Gus Manshur memang sengaja bikin guyonan agar siapa saja yang dibekam tidak tegang.
Setelah selesai bekam, ibu mertua yang tadinya susah memasukkan makanan ke mulutnya pakai tangan kanan, mendadak bisa makan sendiri. Dan kakinya sudah mulai enteng untuk melangkah. Alhamdulillah.... kami semua seneng lihatnya.
Ibu mertua memang hipertensi, tapi sejak saya dan suami berniat membangun rumah mewah (mepet sawah) di depan rumah beliau, sakitnya tidak pernah kambuh lagi. Paling hanya masuk angin biasa, setelah dikerok bapak mertua langsung sembuh. Ya, mungkin terlalu kecapekan atau mungkin terlalu banyak mikir. Mikir rumput yang lebih subur dari padinya, atau mikir kabut asap yang menimpa kakak yang di Riau. Padahal kami sudah berusaha merahasiakannya tapi orang lain malah cerita apa adanya. Entahlah kami hanya mengambil hikmahnya. Kami jadi lebih perhatian sama beliau, anak cucu juga pada ngumpul semua.
Biasanya yang setiap hari nongol ya Alfi sama bapaknya. Kalau hari sabtu yang kumpul keluarga saya dan keluarga kakak pertama. Tapi kalau mertua sakit, kakak yang di Nganjuk juga ikutan kumpul. Rame.... pasti bisa membuat ibu mertua bahagia dan pasti bisa cepat sembuh. Amin.
Balapan lari, Alfi ketinggalan di belakang. 4 aja udah ramai, apalagi kalau 10 cucu kumpul semua. :)
Dan saya masih penasaran sama umroh wahyu, sawah payu. "Emangnya pergi haji atau umroh jual sawah itu ndak bagus?", tanya saya ke suami. "Bagus.... tapi alangkah bagusnya kalau pergi haji itu pakai uang yang benar-benar turah (lebih), bukan karena jual sawah", jawab suami yang kemudian dilanjut dengan obrolan seputar haji.
14 Comments
baru tahu istilah umroh wahyu hehe....semoga iu mertua sehat selalu ya mbak, saya juga rutin bekam,setahun sekali..enteng aja di badan^^
ReplyDeleteboleh juga nih infonya tanteku juga sedang kena struk ringan
ReplyDeleteWah, bisa ya struk ringan diterapi bekam. Noted, semoga bisa saya infokan ke sodara yg membutuhkan. Tfs, mak :)
ReplyDeleteInsyaallah bisa Mbak Nia. Ini sebagai alternatif karena mertua tidak mau dibawa ke rumah sakit :)
DeleteYang dibekam hanya di daerah leher belakang ya, Mbak. Semoga semakin sehat dan keiinginan umrah juga terkabul. Allaahumma aamiin....
ReplyDeleteAmin... Terima kasih pak
DeleteIya kalau di nganjuk cuma daerah itu yang di bekam pak
Alhamdulillah yah, langsung efek bekamnya terasa :)
ReplyDeleteSemoga setelah ini beliau sehat terus
Iya alhamdulillah langsung terasa tapi masih harus diulang lagi.
DeleteLuar biasa ya efek bekam.
ReplyDeletesaya baru dua kali di bekam..
saat itu buat mengurangi sakit vertigo...
lumayan meringankan sakitnya
Wah pernah bekam juga ya mbak? Kalau saya kayaknya belum berani :)
DeleteLangsung terlihat hasilnya ya mbak, kalo dengan Bekam. Alhamdulillah semoga segera normal kembali dan bisa segera umroh beneran. Umroh wahyu juga tak apa, di sini juga banyak haji Wahyu kok. Ada 1000 jalan menuju Baitullah, bahkan melalui MLM. hehehe....
ReplyDeleteIya langsung terlihat hasilnya mbak :).
DeleteYa namanya orang kampung kebanyakan ya haji wahyu mbak, tapi kalau mertua umroh wahyu, pulang umroh ndak bisa panen lagi donk mbak *sawahnya dikit* :)
saya baru tau arti dari turah...
ReplyDeleteSejak 2009 saya sering di bekam, Mbak. Karena punya hipertensi juga. Tapi saya tetep minum obat dokter juga sih.
ReplyDeleteJaga makanan & pikiran aja kalau ngga mau ke dokter, Insya Allah bisa bikin tensi stabil.
Semoga sehat selalu ya ..
Terima kasih atas kunjungannya.