Akhir-akhir ini di sekitar daerah saya, banyak kejadian yang mengingatkan saya kalau kematian bisa datang kapan saja, dimana saja, kepada siapa saja tanpa terkecuali. Tak peduli usia tua atau muda, tak peduli sakit atau tidak, kalau ajal sudah menjemput tak seorangpun bisa menghindar dari malaikat maut.
Seperti teman SD saya yang baru berumur 33 tahun, tiba-tiba meninggal. Padahal siangnya masih kerja dan sehat-sehat saja. Ada tetangga toko saya yang meninggal karena kecelakaan waktu mau kulakan dagangan toko. Ada juga bayi 1 tahunan yang meninggal padahal ibunya seorang bidan. Kemudian pemilik warung nasi yang meninggal karena kena potongan bambu waktu membajak sawah.
Dan yang lebih miris lagi, pelanggan toko saya seorang polisi, siangnya masih beli bensin dan kami sempat ngobrol-ngobrol, malamnya juga meninggal ketika pulang kerja. Asli yang ini bikin terbayang-bayang di mata. Tak disangka obrolan siang itu menjadi obrolan terakhir dengan beliau.
Kejadian yang menggemparkan dan sulit dipercaya tentunya. "Semalam aku masih ngopi di warungnya kok", "Tadi, aku masih ngobrol dengannya kok", "Lho yang sakit parah khan ibunya? Kok dia yang meninggal?", "Ibunya bidan anaknya kok sampai meninggal?". Itu beberapa reaksi orang-orang ketika ada yang meninggal mendadak. Kadang gemes juga sich mendengarnya, mentang-mentang anak bidan terus malaikat maut tidak jadi mencabut nyawa gitu?
Meskipun kadang bikin gemes, tapi dari kejadian itu kita juga bisa mengambil hikmahnya. Bahwa kematian bisa datang sewaktu-waktu, tanpa adanya pemberitahuan seperti halnya di facebook atau social media lainnya. Kemarin mereka, bisa jadi besok, lusa, atau 8 hari lagi giliran kita yang di jemput oleh mobil hijau beroda 4 pasang kaki manusia (keranda). Sudahkah kita siap? Sudah cukupkah bekal kita menuju hari kematian? Kalau saya merasa sangat belum siap. Tapi siap tidak siap, waktu itu pasti akan datang juga.
Dan apabila saya tahu kalau jatah hidup saya di dunia tinggal 8 hari lagi, saya tidak akan minta perpanjangan waktu kepada malaikat. Karena semakin lama waktu yang diberikan belum tentu saya akan berbuat kebaikan, bisa jadi makin memperbanyak dosa-dosa saya. Jadi, ini 5 hal yang akan saya lakukan kalau benar jatah hidup saya di dunia tinggal 8 hari lagi:
1. Berusaha menjadi istri sholehah
Kadang saya masih suka membantah, marah-marah ke suami kalau apa yang suami lakukan kurang pas dengan hati saya. Jika waktu saya di dunia tinggal 8 hari lagi, saya ingin memanfaatkan waktu tersebut untuk merubah diri saya menjadi lebih baik lagi agar bisa menjadi istri yang sholehah.
Karena kata pak ustad, istri sholehah itu imbalannya surga. Mau serajin apapun ibadahnya, mau seberapa banyakpun sedekahnya kalau tidak taat kepada suami, pintu surga akan tertutup untuknya. Saya tidak mau itu terjadi kepada saya.
2. Rajin ibadah dan memperbanyak sedekah
Saat ini ibadah saya masih jauh dari sempurna. Sholat kadang masih telat terutama sholat shubuh, sholat malam tidak pernah, baca Al quran tidak setiap hari kalau main internetan bisa setiap saat setiap waktu.
Sedangkan sedekah, kalau ada orang tak dikenal datang, dandan rapi bawa proposal pembangunan masjid kadang masih mikir, jangan-jangan ini penipuan. Padahal asal niat kita sedekah Allah pasti akan menghitungnya sebagai pahala, masalah uang tersebut masuk kantong sendiri atau benar-benar untuk membangun masjid itu khan urusan mereka.
Maka dari itu, saya akan manfaatkan waktu yang hanya 8 hari itu dengan rajin beribadah dan memperbanyak sedekah.
3. Meminta maaf kepada semua orang
Saya ini manusia biasa, sudah pasti banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Jadi sebelum saya pergi, saya harus minta maaf kepada semua orang terutama kepada orang tua dan mertua.
4. Melunasi semua Hutang
Hutang itu kalau tidak dibayar nanti di akhirat ditagih lho. Emang saya punya hutang? Punyalah, di tukang kredit kompor. Makanya sebelum saya pergi saya harus membereskan semua hutang-hutang saya, atau meminta suami yang melunasinya misalnya saya tidak mampu. Agar kelak di akhirat tidak memperberat timbangan dosa saya.
5. Mencarikan calon ibu baru buat Alfi
Emang rela suami cari istri lagi setelah saya pergi? Insyaallah saya ikhlas karena saat ini Alfi baru 3 tahun lebih, masih sangat membutuhkan sosok ibu disampingnya. Jadi saya harus mencarikan sosok wanita yang benar-benar sayang Alfi dan suami saya lahir batin. Saya tidak ingin anak saya nanti mendapat ibu tiri jahat seperti cerita-cerita di dongeng atau sinetron. Saya ingin Alfi mendapatkan ibu yang setidaknya sama seperti saya, syukur-syukur kalau bisa melebihi saya.
Kalau Alfi di asuh oleh ibu tiri yang baik tentunya Alfi akan jadi anak yang sholehah. Kalau Alfi jadi anak sholehah sudah pasti Alfi akan selalu mendoakan saya. Karena salah satu hal yang bisa menolong saya di akhirat nanti adalah do'a dari anak yang sholeh sholehah.
Itulah 5 hal yang ingin saya lakukan seandainya waktu hidup saya tinggal 8 hari lagi. Sengaja saya tidak ingin menghabiskan sisa hidup saya untuk wisata ke luar negeri atau dalam negeri, karena saya yakin di alam kubur sana malaikat tidak akan menanyakan seberapa banyak negara yang saya kunjungi melainkan seberapa banyak amalan yang saya perbuat di dunia ini.
Dengan memperbanyak ibadah dan amalan-amalan baik untuk bekal di akhirat, tanpa melalaikan kewajiban di dunia, semoga kalau sewaktu-waktu mailakat menjemput saya dalam keadaan khusnul khotimah. Amin....
Tulisan ini diikutsertakan dalam Dnamora GiveAway
13 Comments
wah mbak taryy berfikir jauh sampai mencarikan ibu buat Alfi
ReplyDeleteSoalnya disini ada beberapa ikut ibu tiri hampir tiap hari gencatan senjata karena sama2 ndak mau mengalah Mbak :)
DeleteSama halnya dengan nenekku, mbak
ReplyDeletePadahal kemarin sore masih ngobrol sama aku, eh tak tahunya pagi2 dia meninggal T_T
Sukses untuk GA nya ya mbak
Ga mau menyusahkan anak2nya mungkin mbak, tapi bikin syok juga ya kalau tiba2 gitu
Deleteyg nomor 5 itu kok agak agak gimana gitu yaa..
ReplyDeleteEntahlah yang terfikirkan pertama Kali malah no 5 :)
DeleteYang namanya mati g ada yang tau ya mbak. Baca postingan mbak berasa nusuk sama diri sendiri, masih banyak didiri ini yg belum dibenahi, padahal kita harus punya dan bawa bekal pas nanti mati.
ReplyDeleteBtw, good luck mbak buat GAnya
Betul Mbak, kalau ada pemberitahuan pasti pada berlomba2 mempersiapkan diri ya :)
DeleteHiks..saya ngga kepikiran untuk mencarikan ibu baru buat Amay dan Aga. Entahlah apa saya akan ikhlas melakukannya.. :(
ReplyDeletejustru saya gak ingin anak saya dirawat oleh ibu tirinya Mbak, seandainya saya lebih dulu dipanggil Allah, saya ingin anak saya dirawat oleh mama atau mertua saya..
ReplyDeletesemoga kita termasuk orang-orang yang meninggal dalam keadaan khusnul khotimah yah Mbak, amin..
hiks.... semoga ketika dijemput kematian, kita sudah memiliki bekal yang cukup ya mbak
ReplyDeleteaamiin
Dan karena kematian tidak ada yang tahu ya mba, semua rahasia illahi
ReplyDeleteTerimakasih tulisannya, Melimpah berkah segala urusannya,, aamiin
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.