Pagi itu, berita heboh datang dari Jakarta. Yang mengabarkan kalau Bunga (bukan nama sebenarnya) teman seangkatan saya waktu SMEA, ditemukan di kontrakannya dalam keadaan lemas dan tidak bisa berkata apa-apa selain geleng dan mengangguk.
Tetangga kontrakan awalnya curiga, sudah 5 hari Bunga tidak nampak keluar kontrakan. Sehingga tetangganya berinisiatif untuk menengoknya. Ternyata Bunga ada di dalam dengan keadaan yang menyedihkan. Oleh tetangganya segera di bawa ke Rumah Sakit (RS) tetapi pihak RS tidak melakukan tindakan apa-apa sebelum ada yang bertanggung jawab.
Kebetulan ada saudara disana yang mengurus semuanya. Setelah minta persetujuan keluarga di Madiun, barulah Bunga mendapat perawatan di ruang ICU.
Orang tuanya syok sehingga menyuruh keponakan pergi ke Jakarta hari itu juga. Rencananya Bunga mau di bawa ke Madiun agar keluarga bisa merawatnya. Mengingat di Jakarta sendirian, suami (katanya) sudah meninggal. Sedangkan saudara harus kerja, jadi tidak bisa nungguin setiap hari.
Setelah melakukan negosiasi dengan tim dokter dan mengurus surat-surat penting lainnya, akhirnya Bunga diperbolehkan pulang ke Madiun setelah 2 hari dirawat disana. Dari Jakarta, keluarga minta di rujuk ke RSUD Dolopo saja biar dekat. Tapi ternyata tidak bisa dan harus di bawa ke RSUD di Madiun.
Sampai sejauh itu, tidak ada yang tahu sakitnya bunga apa. Tapi kata Emak saya yang waktu itu menjenguk ke RS, Bunga di tempatkan di ruangan khusus untuk pasien penyakit menular. Semua pengunjung diwajibkan pakai masker, tapi semua tidak berani mendekat. Hanya salaman dengan ibunya kemudian keluar. Kata emak, "ga tega lihatnya". Tubuh Bunga penuh dengan peralatan medis. Wajahnya kayak bukan Bunga dan sudah ngorok.
Belum ada 2 hari dirawat di RS, katanya dokter sudah angkat tangan. Menyuruh keluarganya ikhlas kalau sewaktu-waktu Bunga dipanggil Allah. Dan Bunga pun diperbolehkan pulang ke rumah. Menjelang maghrib Bunga sampai rumah, dan besoknya sekitar jam 4 Bunga menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Masih saja belum ada yang tahu penyakit Bunga apa, sehingga semua keluarga bersiap-siap untuk memandikan bunga. Tapi pak Kepala Desa segera menghubungi keluarganya agar jangan menyentuh jenazah Bunga dulu. Dan menyuruh membawa surat-surat yang dari Jakarta ke rumah Pak Mantri.
Setelah ditanyakan ke Pak Mantri, ternyata Bunga positif mengidap penyakit mematikan Aids (begitu orang menyebutnya). Berita pun menyebar ke seluruh penjuru kampung dan setiap orang yang takziah tidak ada yang berani masuk ke dalam rumah dimana Bunga berada. Kalau biasanya orang-orang mengaji di sekililing jenazah, kali ini tak ada satupun yang berani mendekat kecuali kerabat dekatnya. Bahkan ada yang tidak mau takziah dengan alasan takut tertular penyakitnya.
Karena semua sudah tahu tentang penyakit Bunga, ketika memandikan harus didampingi tenaga medis. Dan tak ada satupun orang yang mau membantu memandikan. Hanya bapak dan ibunya yang memandikan Bunga, itupun harus dibungkus seluruh badannya dengan plastik sehingga kulitnya tidak menyentuh tubuh Bunga. Kemudian dimana tetangganya? Saudaranya? Semua hanya melihat dari kejauhan.
Sekitar jam 9 malam, jenazah bunga baru bisa diberangkatkan ke Makam diiringi hujan gerimis yang tidak berhenti sejak sore. Tak banyak yang mengantarkan Bunga ke peristirahatan terakhirnya. Hanya beberapa orang saja. Biasanya, siapapun yang meninggal pasti semua warga akan berdatangan dan ramai-ramai membantu keluarga yang berduka. Sedangkan ini? Orang tuanya pasti menangis dalam hati.
Memang tidak banyak yang tahu kehidupan Bunga dan keluarga kecilnya di Jakarta bagaimana. Yang orang tahu, suaminya seorang pengedar sabu-sabu. Bisa jadi, Bunga terkena penyakit itu dari suaminya. Bukan karena Bunga perempuan tidak benar. Beruntung sekali setelah melakukan tes HIV/AIDS anaknya yang masih kelas 1 SD dan orang tuanya hasilnya negatif.
Dari kejadian itu saya pribadi bisa mengambil hikmahnya. Diantaranya:
1. Setiap Perbuatan akan mendapatkan balasannya.
Bisa jadi apa yang dialami Bunga adalah buah dari apa yang pernah dia lakukan semasa hidupnya. Kalau kita menanam kebaikan sudah pasti suatu saat kita akan memetik buah dari kebaikan yang kita tanam. Begitu juga sebaliknya.
2. Berhati-hati ketika memilih pasangan.
Ketika memilih pasangan, harus melihat Bibit, Bobot dan Bebetnya. Jangan hanya melihat ketampanannya atau kekayaannya saja tetapi juga akhlaknya. Seorang yang kaya belum tentu baik akhlaknya, tetapi kalau orang yang baik akhlaknya sudah pasti bisa membuat rumah tangga menjadi kaya (tak harus materi) dan bahagia.
3.Pentingnya Edukasi tentang HIV/AIDS
Bagi masyarakat desa, penyakit ini boleh dibilang sangat menakutkan. Sehingga tidak ada yang berani mendekat dengan alasan takut tertular. Padahal cara penularan penyakit ini khan bisa melalui hubungan seks atau melalui jarum suntik. Jadi ga mungkin dong, hanya dengan datang tahlil saja tertular penyakitnya?. Jadi semua saja tidak hanya tenaga medis harus kerjasama lebih giat lagi untuk memberikan edukasi tentang penyakit ini ke masyarakat terutama yang di kampung-kampung.
Selamat jalan Bunga.... Semoga Allah mengampuni segala dosa-dosamu. Semoga Lelaki kecilmu menjadi anak sholeh agar kelak bisa menolongmu menggapai SurgaNYA. Amin....
20 Comments
Innalillahiwainnailairoji'uun.. Aku turut berduka cita atas meninggalnya tetangga mba tarry..
ReplyDeleteTapi aku juga mau menekankan kenapa almarhumah bisa tertular aids pasti dari suami nya. aku juga bingung deh berita berita di tv menyiarkan banyak anak terserang hiv/aids dari ibunya. mereka gak mikir apa ya, ibu kan hanya bekerja di rumah, ibu pastinya terserang dari suami. seharusnya suami nya yang di tatar, mending cerai daripada tertular. syukurlah si suami sudah meninggal duluan. kesel sendiri aku jadinya nih.. once again, ibu yang terkena aids itu pasti dari suami nya. suami dapat aids darimana? pikir deh sendiri .. ckckckk kesian kesian
Betul Mbak.
DeleteYang paling kasian anaknya kalau sampai ikutan kena penyakit ini karena ulah orang tuanya
Innalilali, kasihan juga ya keluarga bunga pasti sedih tidak ada yang mengantarkan bunga ke tempat peristirahatan terakhir
ReplyDeleteIya Mbak. Padahal orang tuanya baik. Saya Aja ikutan trenyuh, apalagi waktu dikasih makanan juga ada yang berani makan.
Deletekadang ada org baik2 tp tertular seperti saat berurusan dg medik..atau suami nakal...bkn berarti pesakitan selalu pendosa..
ReplyDeletesemoga penderitaan krn penyakit itu membuat sisakitdiampuni dosanya..setuju perlu edukasi
Betul Mbak. Tapi kurangnya edukasi membuat mereka dijauhi
Deleteinna lillaahi wa inna ilayhi roojiun. semoga Alloh mengampuni Bunga.aaamiiin.
ReplyDeleteAmin....
Deleteinnalillahi wainailaihi rojiun,semoga bunga mendapat tempat yang layak di sisiNya,amin..
ReplyDeleteAmin...
Deletemasyaallah sedihnya, banyak yang belum teredukasi dengan baik
ReplyDeleteIya Mbak. Ikutan trenyuh pokoknya
DeleteInnalillahi wa innailaihi rajiun. .. kasihan ya ketika meninggal dijauhi orang krn pada ketakutan
ReplyDeleteIya Mbak. Yang ini takutnya udah tingkat dewa
DeleteSmoga amal ibdah bunga diterima di sisi Allah amin..
ReplyDeletesemoga putra bunga jg tumbuh menjadi anak yg sholeh amin
Amin.... Tapi anaknya baik banget, tahu ibunya sakit didoakan. Juga mendoakan embahnya biar kuat mengurus dia dan melarang embahnya nangis. Orang2 pada heran juga
DeleteTurut prihatin mba... serba salah jadi tetangga yah.
ReplyDeleteBanyak perempuan yang mengidap HIV/AIDS karena tertular dari suami. Prihatin banget sama yang seperti ini.
ReplyDeleteInna lillahi wa inna lillahi raji'un. Kasihan ya mbak :(
ReplyDeleteIya, memang perlu edukasi. Gak akan tertulr kalo hanya melayat. Dikunjungi pun gak tertular kalo kita gak punya luka dan tidak ada kemungkinan perpindahan cairan dari yang sakit ke luka kita.
Duh kasihan Bunga :(
Aamiin :(
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.