Malam menjelang hari raya kemarin, beberapa anak tetangga datang ke rumah.
"Mbak mau nyewa mobil", katanya.
"Hah, mau nyewa mobil? Emang punya duit berapa?", tanya saya penasaran sekaligus menggoda mereka.
"70 ribu", jawab mereka serempak.
Rupanya anak-anak mau takbir keliling, tapi kendaraan yang mereka pesan jauh-jauh hari tidak bisa mengantar karena sopirnya sakit. Terang saja mereka kebingungan, dan meminta pak suami untuk mengantar. Tapi sayangnya pak Suami sudah dapat job mengantar anak kampung lain takbir keliling pakai kereta mini, jadi tidak bisa mengantar.
Tapi mereka merengek dengan wajah memelas, saya tidak tega melihatnya, sehingga saya meminta adek untuk mengantar mereka. Tapi pak suami kurang setuju, karena adek biasa bawa mobil bagus, ga yakin bisa membawa mobil gerobak butut. Adek sendiri juga ogah-ogahan, takut tidak bisa bawa. "Haaaa, ayolah mas antar kami, ayolah, ayolah", rengek mereka kepada adek.
Sungguh saya tidak tega, sayapun berusaha keras untuk membujuk adek. "Ayolah, antar mereka, kasihan. Khan udah biasa bawa mobil, pasti bisalah. Belajar dulu", bujuk saya. Meskipun ogah-ogahan, akhirnya adek setuju juga. Langsung dech, anak-anak sorak-sorak bergembira. "Yeeeeayyyyy", teriak mereka sambil berlari meninggalkan rumah kami.
Sekitar jam 18.30, adek siap-siap mau berangkat. Dan memang benar, adek tidak tahu cara nyalain mobil gimana. haha. Untung ada bapaknya Noval, tetangga yang kebetulan juga mudik dan di Jakarta sana biasa nyetir bus. Tapi karena tidak pernah pegang mobil pak suami, bapaknya Noval juga tidak bisa nyalain. Terpaksa telpon pak suami tanya gimana cara nyalainnya, baru deh bisa nyala.
Sementara adek dan bapaknya Noval belajar, eh si Alfi dan Noval sudah naik aja di bak mobil dan tidak mau turun. "Ibuk, mau ikut", kata Alfi. Alfi keukeh mau ikut tapi tidak mau diajak duduk di depan. Ya sudah, meskipun sebenarnya malu, akhirnya ikut juga berdesakan dengan anak-anak di bak belakang. Untungnya ada adek & istrinya, ibuknya Noval, jadi sedikit berkurang rasa malunya.
Alfi dan Noval |
Adek jadi penjaga anak-anak |
Anak-anak sangat gembira dan semangat sekali, meskipun takbir keliling tanpa speaker maupun musik yang menggema. Mereka hanya bermodal mulut dan alat seadanya seperti kentongan, ember, botol bekas, dll.
Mereka juga sudah menyiapkan uang dalam amplop dan diberikan ke saya. Saya sudah menolak tapi mereka memaksa. "Udah terima aja, mereka ngumpulinnya dari jauh-jauh hari itu", kata ibunya Noval. Ya sudah, amplop saya terima dan ternyata isinya 90ribu. Kemudian buat beli solar dan air mineral, sisa 32ribu. Ketika saya kembalikan mereka tetap tidak mau.
Tidak hanya anak-anak yang gembira, Alfipun juga sangat antusias sekali. Ini memang untuk pertama kalinya Alfi ikut takbir keliling. Apalagi ada soulmatenya, Noval. Mereka ketawa ketiwi sambil berdiri di bak paling depan. Sedangkan anak-anak lain takbir diiringi musik dari alat-alat yang mereka bawa.
Karena hanya mengandalkan suara dan alat manual saja, makin lama suara mereka makin hilang karena kecapekan. Kalau sudah begitu, adek teriak-teriak kasih semangat. "Mana suaranyaaaaa", baru dech mereka semangat lagi. Sedangkan Alfi dan Noval juga sudah mulai ngantuk, tapi tetap berdiri. Lucu sekaligus gemes lihat mereka merem sambil berdiri, meskipun beberapa kali kejedok kepalanya, tapi tetep tidak mau duduk.
Setelah keliling lumayan jauh, akhirnya kami pulang. Senang sekali melihat wajah-wajah ceria anak-anak. Mereka menikmati Lebaran Asyik dengan cara mereka sendiri. Mereka juga rela mengeluarkan uang 5ribu rupiah demi takbir keliling naik mobil gerobak. Mereka tetap gembira meskipun takbir keliling tanpa sound sistem dan musik yang menggema seperti rombongan lain.
Alfi langsung pules, setelah teman-temannya turun. |
Melihat keceriaan mereka, saya jadi ingat saat saya seusia mereka. Dulu saya juga menunggu moment takbir keliling seperti itu. Tapi jaman dulu takbirnya jalan kaki, sambil bawa obor hanya keliling kampung.
Tidak seperti sekarang, takbir keliling tidak lagi bawa obor (karena minyak tanah langka), melainkan bawa kendaraan-kendaraan yang dilengkapi dengan sound sistem lengkap. Ada juga yang naik kereta mini keliling beberapa kampung. Ada juga yang menyalakan kembang api sampai habis beberapa juta. Sangat meriah kalau menurut saya. Tapi semoga saja, kemeriahan dalam menyambut hari kemenangan seimbang dengan ibadah yang kita lakukan. Amin....
Itu cerita lebaran Asyik saya bersama anak-anak kampung, mana cerita kamu?
Itu cerita lebaran Asyik saya bersama anak-anak kampung, mana cerita kamu?
Oiya ada acara upcoming event dari Diaryhijaber.com yang acaranya pasti bakal seru. Bagi kamu yang ada di Jakarta dan sekitarnya, bisa menghadiri acara ini.
Nama Acara : Hari Hijaber Nasional
Waktu : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
Nama Acara : Hari Hijaber Nasional
Waktu : 07 Agustus 2016 – 08 Agustus 2016
Tempat : Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat
9 Comments
Hallo bret
ReplyDeleteHola, kapan ngeblog lagi? :)
DeleteWah pasti rame ya mbak, meriah. Tempatku nggak ada, paling cuma di masjid2
ReplyDeleteIya Mbak, Yang keliling udah mirip diskotik berjalan aja
Deleteseru banget takbiran kelilingnya..
ReplyDeleteitu anak2 kecil2 banget deh, hebat aja punya keberanian dan semangat sampai sewa mobil.., senengnya lihat antusiasme mereka
Iya Mbak Monda, ada yang masih paud dan paling besar kelas 6 SD. Entah dapat idenya darimana :)
Deleteseru banget mba bisa takbiran keliling apalagi bareng anak2 pasti rame, seumur-umur aku aja blum pernah hihihi
ReplyDeleteNtar lebaran Qurban iyas diajak takbir keliling yak ehehehe
DeleteAkuh sering ikut ginian nungguin ponakan, bihihi. Seruuu
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.