Saat itu, ponsel hanya berfungsi sebagai alat komunikasi dengan keluarga di Indonesia atau teman-teman di Hong Kong. Jadi tidak ada masalah meskipun tidak ada kameranya. Sedangkan untuk mengabadikan moment liburan atau jalan-jalan, kami menggunakan kamera yang ada filmnya.
Tapi seiring berjalannya waktu, kamera film sudah mulai ditinggalkan dan berganti dengan kamera digital. Begitu juga dengan ponsel, saya sudah bisa beli yang ada kameranya, tapi belum ada memory cardnya. Sehingga hanya mengandalkan memory ponsel yang hanya muat berapa puluh foto saja. Karena pakai ponsel tidak mampu menampung foto-foto narsis kami, jadi kamera digitalah yang menjadi pilihan.
Waktu itu, saya punya sahabat dekat (sangat dekat) dan sepakat untuk membeli 1 (satu) kamera digital saja yang harganya hampir HK$ 2500 (Rp. 3jutaan). Setiap libur kami selalu bersama dan mengabadikan semua moment di dalam kamera digital tersebut.
Hampir setiap libur kami mencetak hanya selembar setiap fotonya dan di taruh dalam satu album besar. HANYA SATU ALBUM padahal kami berdua, beda tempat tinggal beda tempat asal dan lain sebagainya.
Sampai akhirnya, karena sesuatu hal, perselisihanpun terjadi diantara kami. Persahabatan yang sudah terjalin hampir 5 tahun putus begitu saja tanpa bisa diperbaiki lagi.
Lalu, bagaimana nasib Album besar yang menyimpan banyak moment berharga itu? Dia yang bawa. Sehingga kenangan-kenangan sayapun ikut hilang bersama dengan putusnya persahabatan kami.
Semua foto waktu kumpul bareng teman atau foto saat mengunjungi tempat-tempat wisata di Hong Kong, seperti Ocean park, Disney land, The Peak, Star Ferry, dan masih banyak lagi sudah tidak saya miliki lagi dan sudah tidak bisa di ulang lagi. Ada beberapa di ulang lagi, tapi dengan cerita yang berbeda tentunya. Nyesek sich, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah jadi bubur, semua sudah terlanjur.
Lalu, bagaimana nasib Album besar yang menyimpan banyak moment berharga itu? Dia yang bawa. Sehingga kenangan-kenangan sayapun ikut hilang bersama dengan putusnya persahabatan kami.
Semua foto waktu kumpul bareng teman atau foto saat mengunjungi tempat-tempat wisata di Hong Kong, seperti Ocean park, Disney land, The Peak, Star Ferry, dan masih banyak lagi sudah tidak saya miliki lagi dan sudah tidak bisa di ulang lagi. Ada beberapa di ulang lagi, tapi dengan cerita yang berbeda tentunya. Nyesek sich, tapi mau bagaimana lagi? Nasi sudah jadi bubur, semua sudah terlanjur.
Karena sudah tidak ada kamera digital, mau tidak mau saya harus memanfaatkan kamera di ponsel saya. Kebetulan saat itu saya sudah punya Ponsel mahal, yang ada memory cardnya 2GB, lebih bagus, lebih keren di era itu dan ada kamera depannya. Meskipun kualitas gambar yang dihasilkan kamera depan kurang memuaskan, tapi lumayanlah, bisa mengabadikan moment-moment indah selama di Hong Kong. Apalagi setelah kenal blog, makin semangat aja jeprat-jepretnya untuk melengkapi tulisan di blog.
Welfi pakai ponsel |
Tapi tetep kalah bagus dengan ponsel milik teman-teman yang lain sich. Karena saat itu saya sudah menikah, mulai mikir masa depan dan tidak mau foya-foya dengan membeli barang-barang mahal seperti sebelumnya.
Biasanya, foto-foto yang ada di ponsel saya transfer ke notebook pakai bluetooth. Iya pakai BLUETOOTH karena ponsel saya waktu itu belum ada kabel datanya. Selain untuk mempermudah upload foto ke blog, cara ini juga untuk antisipasi kalau-kalau terjadi sesuatu dengan ponsel saya, seperti memory rusak atau hilang.
"Emang pernah terjadi?", pernah 2x ponsel jatuh di sela-sela ranjang tidur, salah satunya tidak bisa diambil. Dan beberapa kali memory card error dan bikin foto-foto di dalamnya hilang tak tersisa. Untung foto-fotonya sudah di transfer ke notebook jadi tidak nyesek-nyesek amat. :)
Sekarang, setelah berada di Indonesia dan memiliki seorang putri kecil yang lucu, kamera ponsel mulai berubah fungsi. Ponsel yang tadinya berisi gambar-gambar narsis ibu-ibu, sekarang berubah jadi gambar-gambar gadis kecil yang lucu. Setiap tingkah dan tumbuh kembangnya tak pernah lepas dari bidikan kamera ponsel saya.
Tapi sayangnya, ponsel pintar yang saya miliki sekarang ini masih jadul, tidak ada kamera depannya dan tidak ada flashnya. Jadi kalau dalam ruangan yang kurang cahaya hasil fotonya sangat tidak memuaskan. Dan karena tidak ada kamera depannya, saya jadi kesulitan untuk selfi-selfian. Makin sebel lagi kalau minta tolong suami buat fotoin, terus hasilnya blur. Bener-bener pingin banting ponsel biar dibeliin lagi sama suami. :).
Andai saja saya punya Smartphone keren seperti Zenfone 2 Laser ZE550KL, pasti akan sangat mendukung hobby jeprat jepret saya. Tapi apalah daya, kalau untuk beli, sekarang ini belum bisa karena masih ada yang lebih penting dari ponsel. Jadi ya harus sabar dulu, siapa tahu ada yang ngasih gratis. :)
Giveaway Aku Dan Kamera Ponsel by uniekkaswarganti.com
12 Comments
Woaaa sayang bgt ya klo pertemanan terputus. Dan alfi bs atraksi gitu jg, hihi
ReplyDeleteIya nyesek nya dimana2 tapi bisa terhibur dengan kehadiran Alfi :)
DeleteSaya bisa merasakan mbak, bgaimana rasanya kehilangan sahabat itu. karena sy juga pernah ngalamin :'(. udah 5 tahun gak ktemu apa nggak cri info2 ttg sahabat mbak ? kli aja tahun ini bsa ketemu.
ReplyDeleteafter all, tulisannya bgus mbak :) smoga juara yah :)
Kami udah sepakat jalani hidup masing2 jadi ya gitu deh :)
DeleteKami udah sepakat jalani hidup masing2 jadi ya gitu deh :)
Deletenyesek banget yah Mba Tarry, selain kehilangan sahabat juga kehilangan banyak foto kenangan :(
ReplyDeletesayapun lebih suka mengabadikan perkembangan anak saya pakai kamera ponsel, lebih efisien dan ga ribet :)
Nyesek tapi Yang penting bahagia dengan keluarga masing2 Mbak :)
DeleteAduh itu si Alfi jago amat bisa keluar gtu dr lobang kursi plastik hihi...
ReplyDeleteTp sayang jg ya mbak persahabatan sekian lama bisa putus gtu aja... mungkin lain waktu bisa kembali ketemu dan baikan kali ya mbak :)
Mungkin sudah tidak bisa ketemu demi kebaikan semua :)
DeleteSemoga saja bisa tercapai untuk memiliki Hape ASUS Zenfone nya ya mbak.
ReplyDeleteAmiinn
suatu hari nanti pasti ketemu lagi deh. Karena setelah waktu berlalu yang dirindukan itu adalah bertemu dengan sahabat. Sabar saja. Aku pernah mengalami itu. 20 tahun terpisah akhirnya bertemu lagi... lewat facebook. hehehe. Lalu akhirnya bertemu langsung.
ReplyDeleteSemoga kehadiran Alfi bisa menceriakan kembali hatimu ya Mak setelah terputus persahabatan bertahun2 silam.
ReplyDeleteThks ya sudah ikutan GA #KameraPonsel. Good luck.
Terima kasih atas kunjungannya.