Bisa mewujudkan impian memiliki rumah sendiri dalam waktu kurang dari 3 tahun itu, merupakan satu keajaiban yang sulit dipercaya bagi kami.. Bagaimana tidak? Kami yang mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia), yang sudah tidak memiliki uang luar negeri lagi, tiba-tiba bisa membangun rumah hanya dengan mengandalkan hasil sawah dan hasil kerja serabutan pak Suami. Soal utang setelah rumah berdiri? banyak. Tapi Alhamdulillah kami diberi kemudahan untuk mencari pinjaman yang bayarnya sepunyanya kami.
Alhamdulillahnya lagi, beberapa bulan setelah rumah kami berdiri (hanya berdiri belum diapa-apain), saya hamil lagi. Dan sebagai orang kampung yang menjunjung tinggi adat Jawa, kami diingatkan untuk tidak membangun apa-apa selama saya hamil. "Pamali", begitu kata mereka. Ya sudah... kami manut saja. Kalau lagi ada uang, kami pakai untuk nyicil hutang dulu dan sebagian untuk persiapan melahirkan.
Sehingga, rumah kami kayak proyek mangkrak yang dananya di korupsi, ndak di apa-apain. Untung sebelum hamil, jendela dan pintunya sudah ditutup pakai triplek dan kayu bekas cor. Jadi, sesekali bisa ditiduri.
Sampai akhirnya, 18 september 2017 lalu, saya melahirkan caesar (lagi) tanpa BPJS. Jadi ada lagi alasan buat menunda merapikan rumah "Uangnya buat biaya operasi dulu". Selain itu, punya bayi itu printilannya banyak sekali. Ada beberapa acara yang menjadi tradisi di kampung kami seperti sepasaran (5 hari), selapanan (35 hari), telon-telon (105 hari), piton-piton (7 bulan), belum kebutuhan lainnya. Jadi, lupakan sejenak urusan rumah, kami cukupkan urusan bayi dulu.
Jujur saja, saya merasa nyaman tinggal sama emak, makanya kami tidak terlalu maksa harus segera pindah ke rumah sendiri. Apalagi rumahnya belum ada airnya, kalau mau ke kamar mandi harus ke rumah mertua. Sebenarnya dekat, tapi harus lewat pematang sawah, maklum rumah kami mewah (mepet sawah).
Tapi.... guru ngajinya Pak Suami menyarankan untuk segera boyongan (pindah rumah). Mengingat rumah kami sudah berdiri setahun lebih. Akhirnya tgl 8 November 2017, saat si adek umurnya belum genap 2 bulan, kami mengadakan acara boyongan. Karena rumah kami belum layak huni untuk ibu yang memiliki bayi, terpaksa saya dan suami harus tidur terpisah. Saya tidur di rumah emak, suami tidur di rumah baru kami. Berat.... tapi alhamdulillah saya bisa mengurus bayi sendirian sepanjang malam tanpa suami.
Karena secara simbolis kami sudah pindah ke rumah sendiri, acara piton-piton (7 bulanan) sekalian aqiqoh adek, kami adakan di rumah kami. Dan semua persiapan acara tersebut saya lakukan sendiri, mulai biaya, belanja dan semua printilan untuk acara tersebut saya urus sendiri dengan bimbingan emak tentunya.
Dan ternyata mengurus beginian itu tidak mudah, kurang ini kurang itu, tambah ini tambah itu, anak rewel, tamu banyak, yang bantuin kurang karena barengan sama saudara yang lagi nikahan. Benar-benar rempong pokoknya.
Baca : Piton-piton (7 Bulanan)
Bahkan saat rangkaian acara piton-piton akan di mulai, ayam panggangnya belum mateng. Terpaksa ayam panggang yang baru di panggang (masih panas) tetap di pakai. Tapi sudah disiapkan paha ayam yang sudah mateng untuk di pegang adek setelah selesai acara.
Dalam keadaan seperti itu, tentu saja saya panik. Apalagi si adek rewel terus. Saya yang tadinya pingin mengabadikan momen penting ini berupa video dan foto yang bagus malah jadi foto-foto ala kadarnya saja. Apalagi kamera HP saya memang kurang memadai, jadi hasilnya kurang memuaskan.
Foto di tengah kerempongan, adek lupa ga pakai kaos kaki. :)
Meskipun begitu, acara ini menjadi momen terbaik saya di tahun 2018 ini. Karena acaranya pada tgl 15 April lalu, bertepatan dengan hari ulang tahun pak Suami yang ke 40. Dan kami adakan di rumah kami yang belum rapi.
Suatu saat, akan kami ceritakan kembali kepada anak-anak "Ini lho... acara piton-piton kamu. Sudah di rumah sendiri. Lihat...temboknya belum di plester, tapi malah jadi biground yang keren ya". :).
Kalau lihat hasil foto yang kurang memuaskan, ingin rasanya saya banting ganti HP. HP khan jadi senjata andalan saya untuk mengabadikan momen-momen berharga maupun tumbuh kembang anak-anak. Karena pakai HP lebih praktis, mudah dibawa keman-mana dan memang satu-satunya yang saya punya sih. :).
Ngomongin ganti HP yang entah kapan gantinya, saya punya Smartphone impian di tahun 2018 ini, yaitu:
Memory saya saat ini 16GB dan terpaksa harus menghapus beberapa video maupun foto karena sudah hampir full. Kalau mau download game, juga harus hapus game lama dulu agar game baru bisa masuk. Ribet khan?- Kamera Bagus
- Memory penyimpanan besar
- Koneksi lancar
- Harga terjangkau
Sepertinya 4 hal itu saja yang paling penting mengenai smartphone impian saya. Tapi ...emang ada smartphone bagus dengan harga terjangkau? Ternyata ada, yaitu Huawei Nova 3i. Smartphone ini memiliki 4 kelebihan, diantaranya:
1.Desainnya keren. HUAWEI nova 3i menyediakan dua model warna, Black dan Iris Purple. Dengan corak warna yang indah di kaca belakang dan bingkai metal yang terletak di tengah, kita akan menikmati pengalaman visual dan penggunaan yang luar biasa. Layar 6,3 inch FHD+ (2340 x 1080) memberikan pandangan yang luas, namun tetap pas di saku kita.
2. Memiliki kamera yang diperkuat AI (Artificial Inteligent). Dengan empat kamera AI 24 MP + 2 MP di bagian depan dan 16 MP + 2 MP di belakang, HUAWEI nova 3i memastikan hasil foto yang mengesankan dengan kejernihan yang tinggi dan efek bokeh.
3. Storage 128 GB paling besar di kelas smartphone mid-end saat ini. Dengan memory sebesar itu, kita bisa menyimpan video, foto, dll tanpa perlu takut kehabisan tempat seperti yang saya alami saat ini ya.
4. Diperkuat dengan GPU Turbo untuk kemampuan gaming, cocok banget buat para gamer ya. Kalau saya mah jarang nge game, lha wong ngurusin anak aja udah rempong. :).
Bener-bener keren ya smartphone yang satu ini. Semoga bisa memilikinya, biar makin PD saat mengeluarkan smartphone untuk mengabadikan momen penting dan juga tumbuh kembang anak-anak.
4 Comments
Alhamdulillah, semoga dedek bayinya sehat terus ya mbak. :)
ReplyDeleteSemoga bisa cepet kebeli ya mbak HP impiannya. :)
ReplyDeleteKapasitas memory dari HUAWEI nova 3i ini cukup besar ya, keren banget. :)
ReplyDeleteKudu ngakak di bagian kayak proyek mangkrak karena dikorupsi 😆😆
ReplyDeleteSami, mbak. Saya juga kalo foto-foto, eh latar belakangnya alami banget. Jemuran, tumpukan baju, meja berantakan 😆😆
Tapi gpp ya, mbak. Yang penting sehat sentausa bersama keluarga di rumah baru.
Terima kasih atas kunjungannya.