Megengan, begitu kami menyebut tradisi sebelum hari pertama puasa ini. Megengan biasa kami adakan di mushola lingkungan kami dengan membawa 'ambeng' yang terdiri dari nasi lengkap dengan lauknya dan yang tak boleh ketinggalan adalah apem, serundeng, dan pisang.
Dulu, ambeng dibawa pakai encek yang dibuat dari gagang daun pisang. Tapi seiring perkembangan zaman, encek mulai ditinggalkan karena tidak semua orang bisa membuatnya dan berganti dengan baki berbahan plastik. Sampai akhirnya tradisi berubah kembali, ambeng tidak lagi dibawa pakai baki karena butuh lebih banyak nasi maupun lauk yang kemungkinan besar akan mubazir karena besoknya puasa.
Sekarang Ambeng dibawa pakai ceting plastik yang pastinya membutuhkan lebih sedikit nasi dan lauk, tapi di lingkungan saya masih pakai baki. Hanya saja, nasinya hanya separo baki, yang separo untuk taruh pisang dan apem. Apapun tempatnya, tidak apa-apa sih, yang penting tujuannya sama.
Ambeng bikinan saya |
Di mushola, setelah membaca tahlil dan do'a, ambeng akan ditukar satu sama lain, sehingga pulang membawa ambeng milik tetangga lain. Itulah keunikan tradisi megengan di daerah kami.
Dan untuk tahun ini, setelah megengan eh ternyata belum masuk 1 ramadan. Jadi besoknya kita masih bisa masak nasi goreng sisa nasi ambeng megengan dan masih bisa makan sisa apem dong. Alhamdulillah tidak banyak makanan yang mubazir ya.
Bagaimana tradisi sebelum hari pertama puasa di tempat teman-teman?
3 Comments
Eh sama ada acara kayak gitu juga di sini, tapi beda nama kayaknya. Di sini sebelum puasa pasti ada acara punggaan poso ya begitu, mantep memang tradisi gak bisa ditinggalkan.
ReplyDeleteTradisi Sama, cuma Beda nama Aja ya mbak.
DeleteSelamat menyambut Ramadan mbak:)
Megengan, apem. Jadi ingat alm. kedua orang tua saya. Dulu Ibu selalu membuat apem kalau mau Ramadhan seperti ini. Padahal kami tinggalnya di tanah Pasundan, tapi tradisi Jawa masih dibawa.
ReplyDeleteTerima kasih atas kunjungannya.